Diabetes Mellitus adalah keadaan ketika kadar glukosa dalam darah tinggi melebihi kadar gula normal yang disebabkan karena gangguan metabolisme akibat adanya defisiensi insulin atau resistensi insulin. Salah satu faktor resiko terjadinya penyakit DM tipe 2 yaitu kurangnya perhatian terhadap kualitas tidur. Pembatasan tidur yang berulang akan beresiko menyebabkan resistensi insulin, toleransi glukosa berkurang, dan akhirnya menderita DM.
Pokok masalah penelitian ini adalah bagaimana gambaran kualitas tidur dengan kadar glukosa darah pada pasien DM tipe 2 di Puskesmas Batua Kota Makassar?
Jenis penelitian ini merupakan penelitian studi kasus dengan model Instrumental case study untuk membuktikan sebuah teori yang sudah ada, dengan rancangan penelitian cross sectional dengan jumlah sampel sebanyak 30 orang, yang dibagi atas 2 kelompok yaitu kelompok kasus (DM tipe 2) dan kelompok kontrol (Non DM). Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu data primer berupa lembar kuesioner dan lembar observasi dan data sekunder berupa data dari Puskesmas Batua Kota Makassar. Tehnik pengolahan data meliputi proses editing, coding, tabulating, entry, dan cleaning. Analisis data menggunakan Uji t untuk menguji perbedaan atau kesamaan 2 kelompok.
Hasil penelitian menggambarkan bahwa kualitas tidur kelompok kasus (DM tipe 2) lebih buruk dibandingkan dengan kelompok kontrol (Non DM). Hal ini disebabkan karena gangguan tidur yang banyak terjadi pada penderita DM seperti kesulitan memulai tidur, nokturia dan nyeri.
Kesimpulan penelitian didapatkan rata-rata skor kualitas tidur pada kelompok kasus adalah 9.80 yang mengidentifikasikan kualitas tidur cukup baik, sedangkan rata-rata skor kualitas tidur pada kelompok kontrol adalah 4.67 yang mengidentifikasikan kualitas tidur sangat baik.
Saran penelitian, penderita DM harus lebih memperhatikan kualitas tidurnya, mengurangi stress dan rajin berolahraga adalah cara untuk mendapatkan tidur yang nyeyak.