pada anak di negara berkembang. World Health Organization (WHO) memperkirakan insiden infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di negara berkembang dengan angka kematian balita di atas 40 per 1000 kelahiran hidup adalah 15%-20% pertahun pada golongan usia balita. WHO memberikan data tahun 2011 bahwa jumlah penderita ISPA adalah 48.325 anak dan memperkirakan di negara berkembang berkisar 30-70 kali lebih tinggi dari negara maju. Diduga 20% dari bayi yang lahir di negara berkembang gagal mencapai usia 5 tahun disebabkan oleh ISPA.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian ISPA di Wilayah kerja Puskesmas Jumpandang Baru. Jenis penelitian ini adalah survey analitik dengan pendekatan cross sectional design yaitu dimana data yang menyangkut variabel bebas atau risiko dan terikat atau variabel akibat akan dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan.
Penelitian ini menggunakan uji Chi square. Pengambilan sampel menggunkana teknik purposive sampling. Dari penelitian ini didapatkan hasil uji statistik dengan chi square diperoleh nilai p = 0,02 (p < α = 0,05) berarti ada hubungan antara status gizi dengan kejadian ispa pada balita. Hasil uji statistik diperoleh nilai p = 0,01 (p < 0,05) maka dapat disimpulkan ada hubungan antara ASI Eksklusif dengan kejadian ISPA pada balita. Hasil analisis uji chisquare diperoleh nilai p = 0.002, karena nilai p < 0.05 dapat disimpulkan bahwa ada hubungan status imunisasi dengan kejadian ISPA pada balita. Hasil uji statistik dengan chi square diperoleh nilai p = 0,006 (p< α = 0,05) Hal ini berarti ada hubungan antara keberadaan anggota keluarga yang merokok dengan kejadian Ispa pada balita
Dari hasil penelitian dikatakan jika faktor gizi, faktor ASI Eksklusif, faktor imunisasi lengkap dan faktor keberadaan anggota keluarga perokok berhubungan dengan kejadian ispa pada balita di wilayah kerja puskesmas Jumpandang Baru Kota Makassar.