Tingginya populasi lansia akan berdampak pada semakin tingginya
masalah yang akan dihadapi lansia sebagai kelompok masyarakat yang mudah
terserang kemunduran fisik dan mental. Salah satu gangguan mental yang sering
dialami lansia adalah depresi, berbagai cara dilakukan untuk mengantisipasi dan
meminimalkan kecemasan ataupun depresi, antara lain melalui obat-obatan,
meditasi, relaksasi, dan spiritual. Menjadikan peneliti ingin mengetahui hubungan
pemenuhan kebutuhan spiritual dengan tingkat depresi pada lansia.
Penelitian ini adalah penelitian jenis kuantitatif dengan metode diskriptif
korelasional. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah cross
sectional. Pengumpulan data variabel penelitian ini menggunakan kuesioner, yang
mengukur tingkat pemenuhan kebutuhan spirituan dan tingkat depresi lansia.
Besar sampel dalam penelitian ini adalah 10% dari populasi, sedangkan teknik
pengambilan sampel menggunakan rumus dari Taro Yamane atau Solvin sehingga
didapatkan jumlah sampel sebesar 83 orang lansia.
Berdasarkan hasil uji statistik Spearman Rho dengan nilai kemaknaan α =
0,01 diperoleh nilai ρ = 0,0001 yang menunjukkan ρ ≤ α yang artinya Ho ditolak
dan Ha diterima, dimana semakin tinggi tingkat pemenuhan kebutuhan spiritual,
semakin rendah tingkat depresi lansia dengan effect size -0,874 berarti
mempunyai korelasi negative yang tinggi antara pemenuhan kebutuhan spiritual
dengan tingkat depresi lansia. Melihat hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna secara statistik antara Pemenuhan Kebutuhan Spiritual Dengan Tingkat Depresi Lansia Di Desa Kanjilo Kec.Barombong Kab.Gowa