Detail Cantuman

Image of SKRIPSI : FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DERMATITIS PADA PETANI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SALOTUNGO KECAMATAN LALABATA KABUPATEN SOPPENG

Text

SKRIPSI : FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DERMATITIS PADA PETANI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SALOTUNGO KECAMATAN LALABATA KABUPATEN SOPPENG



Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (Undang-Undang No.36 tahun2009).
Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dan modal dasar manusia agar dapat menjalankan hidup yang wajar dengan berkarya dan menikmati kehidupan secara optimal di dunia ini. Sebagai kebutuhan sekaligus hak dasar, kesehatan harus menjadi milik setiap orang di manapun ia berada. Ini berarti bahwa setiap orang harus berperan aktif dan berupaya sendiri untuk memperoleh dan menjaga kesehatannya. Derajat kesehatan dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan. Faktor lingkungan yang sangat mempengaruhi dampak lingkungan adalah keadaan pemukiman, tempat kerja, sekolah, udara bersih juga teknologi, pendidikan sosial ekonomi, sedangkan kebiasaan sehari-hari adalah pola makan, kebersihan perorangan, gaya hidup dan lain-lain (Farida,2001).
Sektor pertanian merupakan sektor andalan di Indonesia bahkan juga di dunia yang penggunaan pestisida dalam sektor pertanian sangat berdampak terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. Setiap hari ribuan petani dan para pekerja pertanian diracuni oleh pestisida dan setiap tahun diperkirakan jutaan orang yang terlibat dipertanian menderita keracunan akibat penggunaan
2
pestisida. Dalam beberapa kasus keracunan pestisida langsung, petani dan para pekerja di pertanian lainnya terpapar (kontaminasi) pestisida pada proses mencampur dan menyemprotkan pestisida. Disamping itu masyarakat sekitar lokasi pertanian sangat berisiko terpapar pestisida melalui udara, tanah, air yang ikut tercemar, bahkan konsumen melalui produk pertanian yang menggunakan pestisida juga berisiko terkontaminasi pestisida (Pan AP, 2001).
Menurut data WHO (World Health Organization) penggunaan pestisida semakin lama semakin tinggi, terutama dinegara berkembang di Asia, Afrika, Amerika Tengah dan Amerika Latin. Tetapi, negara-negara ini hanya menggunakan 25% dari total penggunaan pestisida di dunia. Walaupun negara-negara berkembang ini hanya menggunakan 25% saja dari penggunaan pestisida di seluruh dunia tetapi dalam hal kematian akibat pestisida, 99% dialami oleh negara-negara di wilayah tersebut. Hal ini disebabkan karena rendahnya tingkat edukasi petani-petani di negara-negara tersebut sehingga cara penggunaannya sangat tidak aman dan cenderung sembarangan tanpa melihat aturan pakai.
Menurut data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Soppeng tahun –negara 2010 tercatat sekitar 21.108 kasus gangguan kulit dengan diagnosa medis Dermatitis. Pada tahun 2011 tercatat 1857 kasus Dermatitis dengan keluhan utama gatal-gatal di wilayah kerja Puskesmas Salotungo Kel. Lalabata Kec. Lalabata Rilau Kabupaten Soppeng.
Dilihat dari tingginya angka kejadian penyakit kulit Dermatitis pada petani di Kabupaten Soppeng yakni 514 kasus dengan diagnosa medis
3
Dermatitis kontak, tidak lepas dari pekerja itu sendiri. Mereka tidak menyadari resiko pekerjaan yang di tekuninya. Pekerja tidak mengetahui prosedur kerja yang benar. Mereka bekerja dengan caranya sendiri yang lebih mementingkan kenyamanan tanpa memperhatikan keselamatan dan kesehatan kerja, sebab pekerja tidak mengetahui resiko pekerjaannya.
Dermatitis adalah suatu proses peradangan menahun pada lapisan atas kulit yang menyebabkan rasa gatal (epidermis dan dermis) sebagai respon terhada pengaruh factor eksogen dan ataupun faktor endogen. Pada umumnya Dermatitis juga disertai dengan tanda-tanda seperti terbentuknya bintik yang berisi cairan (bening atau nanah) dan bersisik. Pada prinsipnya hampir semua bahan dapat menimbulkan reaksi alergi maupun iritasi pada kulit,tetapi hal ini juga bergantung dari banyak faktor misalnya bahan alergen atau irtan yang berkontak, factor individu seperti ras, umur, jenis kelamin, maupun genetik yang mempengaruhi serta faktor lain misalnya frekuensi, lokasi, dan lamanya kontak, gesekan atau trauma fisik dan lain-lain (Wilkinson, 2002)
Data dari Balai Hiperkes, menunjukkan hampir 80% penyakit kulit akibat kerja adalah dermatitis kontak. Pada sub bagian alergi imunologi Bagian Ilmu Penyalkit Kulit dan Kelamin RS Cipto Mangunkusumo Jakarta, insiden dermatitis kontak akibat kerja pada tahun 1996 adalah 50 kasus/tahun atau 11,9% dari seluruh dermatitis kontak (Firdaus, 2002). Pada penelitian Yuin Chew Chan, di Asia Tenggara didapatkan prevalensi dermatitis kontak pada orang dewasa adalah sebesar kurang lebih 20% (Zulkarnain, 2009). Penelitian surveillance di Amerika.



Ketersediaan

Tidak ada salinan data


Informasi Detil

Judul Seri
Untuk Baca FULL TEXT di Perpustakaan FKIK UINAM
No. Panggil
Skripsi
Penerbit Perpustakaan FKIK : .,
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
NONE
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
-
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab

Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain


Lampiran Berkas


Informasi


DETAIL CANTUMAN


Kembali ke sebelumnyaXML DetailCite this


Perpustakaan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan


Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Duis nec cursus mauris. Nullam vel nunc quis ipsum laoreet interdum. Maecenas aliquet nec velit in consequat.
Info selengkapnya