Detail Cantuman

Image of SKRIPSI : FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENINGKATAN BERAT BADAN PADA PENGGUNAAN KONTRASEPSI HORMONAL DI RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH IBU DAN ANAK SITI FATIMAH PROVINSI SULAWESI SELATAN

Text

SKRIPSI : FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENINGKATAN BERAT BADAN PADA PENGGUNAAN KONTRASEPSI HORMONAL DI RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH IBU DAN ANAK SITI FATIMAH PROVINSI SULAWESI SELATAN



Keluarga berencana telah menjadi salah satu sejarah keberhasilan pada abad ke- 20. Saat ini, hampir 60 % pasangan usia reproduktif di seluruh dunia menggunakan kontrasepsi. Hingga saat ini populasi dunia sudah mencapai angka 6 milyar dan lebih dari 120 juta wanita di negara berkembang tidak memiliki cara mencegah kehamilan (Glasier, 2005).
Data WHO tercatat beberapa negara yang tidak menjadi Keluarga Berencana, beberapa diantaranya adalah: Afrika tercatat sekitar 82 persen penduduknya tidak berkontrasepsi. Di Asia Tenggara, Selatan, dan Barat hanya 43 persen yang yang sadar kontrasepsi. Negara maju di Asia Timur, seperti Jepang dan Korea Selatan, selangkah lebih sadar yaitu seperlima warganya menolak kontrasepsi. Saat ini jumlah penduduk Indonesia menempati posisi ke-4 di dunia setelah Cina, India, dan Amerika Serikat dengan pertumbuhan penduduk mencapai 4,7 juta tiap tahun, Indonesia menyamai jumlah penduduk Singapura dan tiap tahun bertambah sekitar 3 sampai 3,5 juta.
Pada tahun 1930, dibentuk National Birth Control Council. Pada tahun 1939, saat istilah “ keluarga berencana” sudah lebih diterima, badan tersebut berubah menjadi Family Planning Association (FPA) dan selama 30 tahun berikutnya menjadi penyedia utama pelayanan kontrasepsi di negara ini. Pelayanan keluarga berencana menjadi gratis di Inggris dan Wales pada
2
tahun 1967 dan juga di Skotlandia setahun kemudian walaupun untuk alat kontrasepsi tetap harus membayar. Pelayanan keluarga berencana yang benar-benar gratis dari rumah sakit dan klinik dimulai sejak reorganisasi NSH pada tahun 1974 dan meluas menjadi perawatan primer pada tahun 1975. Sejak saat itu, keluarga berencana tidak lagi dipandang sebagai pelayanan yang diberikan tersendiri tetapi sebagai bagian dari pelayanan kesehatan secara umum. (Glasier, 2005)
Seiring berjalannya waktu, mulailah berkembang tentang pemilihan alat kontrasepsi KB yaitu kontrasepsi non hormonal dan hormonal. Kontrasepsi non hormonal seperti kondom, IUD, kontrasepsi mantap, tubektomi, vasektomi dll. Kontrasepsi hormon seperti KB suntik, pil/oral, dan implant merupakan kelompok kontrasepsi yang pemakaiannya berada pada urutan ketiga di seluruh dunia. Sebagian besar (85%) menggunakan kontrasepsi oral, sedangkan implant dan kontrasepsi suntik hanya 15 % . namun beberapa Negara mungkin banyak mengandalkan salah satu metode tertentu. Sebagai contoh, program nasional Afrika Selatan sangat mengandalkan kontrasepsi suntik sebagai solusi untuk menjarangkan kelahiran. (Glasier, 2005)
Islam memperbolehkan pengaturan atau penjarangan kelahiran (kehamilan) secara temporer (bukan permanen) dengan maksud untuk beberapa waktu tertentu, umpama dengan spiral. Hal ini dengan kesepakatan suami isteri dan keridhaan antara keduanya, dan tidak ada kemudharatan. Serta, dengan cara yang disyariatkan bagi kehamilan tentunya (Departemen Agama RI, 2009).
3
Yusuq Qaradhawi menjelaskan bahwa alasan yang dibolehkan antara lain:
1. Dikhawatirkan keselamatan si ibu apabila hamil atau melahirkan lagi, atas petunjuk dokter. Firman Allah swt, “Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri dalam kebinasaan.” (QS. Al-Baqarah: 195) Dan juga firman-Nya, “Dan janganlah kamu membunuh dirimu. Sesungguhnya Allah Maha Penyayang kepadamu.” (QS. An-Nisa’: 29)
2. Karena khawatir terjatuh dalam kesulitan duniawi yang terkadang bisa membawa kepada kesulitan dalam agamanya, sehingga terjerumus pada yang haram atau melakukan yang dilarang. Firman Allah swt, “Allah menghendaki kemudahan bagimu dan tidak menghendaki kesulitan bagimu.” (QS. Al-Baqarah:185)
Salah satu cara yang dipakai dalam mengendalikan angka kelahiran dan pertumbuhan penduduk Indonesia adalah dengan memakai alat kontrasepsi, termasuk di dalamnya adalah kontrasepsi hormonal. Namun penggunaan kontrasepsi hormonal ini dapat menimbulkan efek samping yang merugikan akseptornya, antara lain terjadi peningkatan berat badan (Maryani, 2003).
Data rutin BKKBN Provinsi Sulawesi Selatan mengenai kondisi jumlah akseptor KB aktif pasangan usia subur tahun 2011, tercatat sebanyak 1.351.935, KB aktif 980.883 akseptor (72,55%), IUD 43.963 akseptor (4,48%), MOW 16.201 akseptor (1,65%), MOP 1.155 akseptor (0,12%),



Ketersediaan

Tidak ada salinan data


Informasi Detil

Judul Seri
Untuk Baca FULL TEXT di Perpustakaan FKIK UINAM
No. Panggil
Skripsi
Penerbit Perpustakaan FKIK : .,
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
NONE
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
-
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab

Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain


Lampiran Berkas


Informasi


DETAIL CANTUMAN


Kembali ke sebelumnyaXML DetailCite this


Perpustakaan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan


Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Duis nec cursus mauris. Nullam vel nunc quis ipsum laoreet interdum. Maecenas aliquet nec velit in consequat.
Info selengkapnya