Detail Cantuman

Image of SKRIPSI :  PENGARUH PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGONTROL HALUSINASI PADA KLIEN DI RSKD PROV. SULAWESI SELATAN

Text

SKRIPSI : PENGARUH PENERAPAN ASUHAN KEPERAWATAN TERHADAP KEMAMPUAN MENGONTROL HALUSINASI PADA KLIEN DI RSKD PROV. SULAWESI SELATAN



Defenisi sehat menurut World Heath Organization( WHO ) adalah suatu keadaan sejahtera yang meliputi fisik, mental dan sosial yang tidak hanya bebas dari penyakit atau kecacatan. Proses globalisasi dan pesatnya kemajuan tekhnologi informasi memberi dampak terhadaap nilai- nilai sosial dan budaya masyarakat. Sementara tidak semua orang memiliki kemampuan yang sama untuk menyesuaikan dengan berbagai perubahan tersebut. Akibatnya, gangguan jiwa pada saat ini telah menjadi masalah kesehatan global.
( DepkesRI, 2008 )
Data Badan WHO hingga tahun 2012 mencatat bahwa jumlah penderita gangguan jiwa di Indonesia mencapai 28 juta orang. Salah satu gangguan jiwa yang sering terjadi misalnya halusinasi. Halusinasi merupkan tanggapan indera terhadap rangsangan yang datang dari luar, dimana rangsangan tersebut bisa berupa rangsangan penglihatan, penciuman, pendengaran, pengecapan dan perabaan. Interpretasi terhadap rangsangan yang datang dari luar itu dapat mengalami gangguan sehingga terjadilah salah tafsir ( missing interpretation ). Salah tafsir tersebut terjadi antara lain karena adanya efek yang luar biasa, seperti marah, takut,tercengang, sedih, dan nafsu yang memuncak yang terjadi gangguan atau perubahan persepsi. ( Anomim, 2004 )
2
Terjadinya peningkatan jumlah penderita gangguan jiwa di Indonesia saat ini menurut data Departemen Kesehatan tahun 2012, mencapai lebih dari 28 juta orang dan hasil studi Bahar dkk ( Prabowo, 2010 ) penderita kesehatan jiwa di Indonesia sebesar 18,5 %. Artinya, dari 1000 penduduk terdapat sedikitnya 185 penduduk dengan gangguan kesehatan jiwa atau tiap rumah tangga terdapat seorang anggota keluarga yang menderita gangguan kesehatan jiwa. Jika hasil studi ini dapat dijadikan dasar, maka tidak dapat dipungkiri bahwa teah terjadi peningkatan angka gangguan kesehatan jiwa atau gangguan emosional yang semula berkisar antara 20 sampai 60 per 1000 penduduk, seperti yang tercantum padasistem kesehatan nasional.
Berdasarkan hasil rekapitulasi data tahun 2012 di RSKD Prov. Sulawesi selatan , terhitung jumlah pasien dengan gangguan halusinasi sebanyak 5.264 orang pasien (49,52 %), menarik diri sebanyak 2.105 orang pasien (25%), dan harga diri rendah sebanyak 1.653 orang pasien (10%). Dengan jumlah pasien gangguan halusinasi laki-laki 3.312 orang pasien (tidak termasuk pasien di ruang Ketapang), perempuan 1.792 orang pasien (tidak termasuk pasien ruang Ketapang), sedangkan di ruang Ketapang jumlah pasien dengan gangguan halusinasi 165 orang pasien. Dan tercatat total jumlah pasien di RSKD. Dadi Makassar adalah 10.267 orang pasien
Halusinasi adalah persepsi klien terhadap lingkungan tanpa ada stimulus atau rangsangan dari luar (McGhie, 2006 ). Klien yang mengalami halusinasi mengalami gangguan dalam menilai sehingga perilaku klien sulit dimengerti. Isi halusinasi dapat mengancam, menakutkan, dan menguasai klien sehingga
3
klien tidak dapat mengontrol prilakunya dan mempunyai risiko untuk mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan. Halusinasi dibagi dalam beberapa jenis yakni halusinasi penglihatan, halusinasi pendengaran, halusinasi perabaan, halusinasi pengecapan dan halusinasi penciuman.
Faktor – faktor yang mempengaruhi timbulnya halusinasi pada klien gangguan jiwa dilihat dari predisposisinya ( biologis, psikologis dan sosial budaya ) dan presipitasinya yaitu fisik , lingkungan dan perilaku klien itu sendiri ( stuart and Sunden , 2008)
Perawat jiwa menggunakan pendekatan pada pasien melalui suatu proses keperawatan yang merupakan metode ilmiah dalam menjalankan asuhan keperawatan dan penyelesaian masalah secara sistematis yang digunakan oleh perawat. Dimana penerapan proses keperawatan dapat meningkatkan otonomi, percaya diri, cara berpikir logis, ilmiah dan sistematis, memperlihatkan tanggung jawab dan tanggung gugat, serta pengembangan diri perawat. Disamping itu, klien dapat merasakan mutu pelayanan keperawatan yang lebih baik dan berperan aktif dalam perawatan diri, serta terhindar dari malpraktik. ( Keliat, Panjaitan, Helena, 2006 ).
Proses Keperawatan adalah metode asuhan keperawatan yang ilmiah, sistematis, dinamis dan terus-menerus serta berkesinambungan dalam rangka pemecahan masalah kesehatan pasien/klien, dimulai dari Pengkajian (Pengumpulan Data, Analisis Data dan Penentuan Masalah), Diagnosis Keperawatan, Intervensi, Pelaksanaan dan Penilaian Tindakan Keperawatan atau evaluasi. Adapun tujuan dalam pemberian asuhan keperawatan antara lain:



Ketersediaan

Tidak ada salinan data


Informasi Detil

Judul Seri
Untuk Baca FULL TEXT di Perpustakaan FKIK UINAM
No. Panggil
Skripsi
Penerbit Perpustakaan FKIK : .,
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
NONE
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
-
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab

Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain


Lampiran Berkas


Informasi


DETAIL CANTUMAN


Kembali ke sebelumnyaXML DetailCite this


Perpustakaan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan


Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Duis nec cursus mauris. Nullam vel nunc quis ipsum laoreet interdum. Maecenas aliquet nec velit in consequat.
Info selengkapnya