Gangguan jiwa merupakan salah satu dari empat masalah kesehatan utama di negara – negara maju, modern dan industri. Keempat masalah kesehatan tersebut adalah penyakit degeneratif, kanker, gangguan jiwa dan kecelakaan. Gangguan jiwa yang yang mempengaruhi perubahan persepsi dimana pasien mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi dinamakan halusinasi. Halusinasi disebabkan oleh faktor perkembangan dan sosial kultural yang terjadi di masyarakat. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan faktor perkembangan dan sosial kultural dengan halusinasi di wilayah kerja Puskesmas Mangasa Kota Makassar. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Populasi yang diambil yaitu semua pasien halusinasi yang ada di wilayah kerja puskesmas Mangasa Kota Makassar yang berjumlah 32 orang. Cara penarikan sampel dengan menggunakan total sampel dengan jumlah sampel sebanyak 32 responden. Adapun instrumen penelitian yang digunakan yaitu kuesioner dan data dianalisis menggunakan uji chi-square dengan tingkat signifikan (α=0,05).
Berdasarkan uji chi-square dengan uji person chi-square faktor perkembangan dengan halusinasi diperoleh nilai ρ sebesar 0.018 yang berarti ada hubungan antara faktor perkembangan dengan halusinasi. Dan uji person uji chi-square untuk sosial kultural dengan halusinasi diperoleh nilai ρ sebesar 0.296 yang berarti tidak ada hubungan antara faktor sosial kultural dengan halusinasi.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan bahwa ada hubungan antara faktor perkembangan dengan halusinasi di wilayah kerja Puskesmas Mangasa Kota Makassar dan untuk sosial kultural tidak memiliki hubungan dengan halusinasi di wilayah kerja Puskesmas Mangasa Kota Makassar. Dengan demikian keluarga diharapkan memperhatikan perkembangan pasien dan bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk menindak lanjuti faktor psikologi dan faktor presipitasi lain penyebab halusinasi.