Detail Cantuman

Image of skripsi:HUBUNGAN PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DAN PERSONAL
HIGIENE  DENGAN KEJADIAN PENYAKIT KULIT PADA PEMULUNG 
DI TPA ANTANG KELURAHAN TAMANGAPA KECAMATAN
MANGGALA MAKASSAR

RAJA INTANG
NIM. 70300107074

Text

skripsi:HUBUNGAN PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) DAN PERSONAL HIGIENE DENGAN KEJADIAN PENYAKIT KULIT PADA PEMULUNG DI TPA ANTANG KELURAHAN TAMANGAPA KECAMATAN MANGGALA MAKASSAR RAJA INTANG NIM. 70300107074



ABSTRAK
NAMA : RAJA INTANG
NIM : 70300107074
JURUSAN : S1 KEPERAWATAN
JUDUL : HUBUNGAN PEMAKAIAN ALAT PELINDUNG DIRI
(APD) DAN PERSONAL HIGIENE DENGAN KEJADIAN
PENYAKIT KULIT PADA PEMULUNG DI TPA ANTANG
KELURAHAN TAMANGAPA KECAMATAN
MANGGALA MAKASSAR.
Kulit adalah lapisan jaringan yang terdapat pada bagian luar yang
menutupi permukaan tubuh. Hal ini menjadikan kulit sangat beresiko untuk
mengalami berbagai macam gangguan, salah satunya adalah penyakit kulit. Faktor
penyebab penyakit kulit adalah bakteri, virus dan jamur. Penggunaan alat
pelindung diri dan personal higiene yang kurang baik merupakan salah satu
faktor penunjang kejadian penyakit kulit. Penyakit kulit merupakan penyakit yang
terbesar kedua setelah ISPA dari enam penyakit yang banyak diderita oleh
pemulung di TPA Antang Kelurahan Tamangapa Kecamatan Manggala Makassar.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara
pemakaian alat pelindung diri (ADP) dan personal higiene dengan kejadian
penyakit kulit di TPA Antang Kelurahan Tamangapa Kecamatan Manggala
Makassar.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian Cross Sectional.
Populasi dalam penelitian ini adalah pemulung yang bekerja di TPA Antang
Kelurahan Tamangapa Kecamatan Manggala Makassar. Tehnik pengambilan
sampel menggunakan tehnik Random Sampling dengan jumlah 65 sampel.
Instrumen penelitian ini terdiri dari kuesioner sekaligus observasi. Pengolahan
data/uji statistik menggunakan SPSS Versi 17,00 dan disajikan dalam bentuk
narasi dan tabel yang menggunakan uji statistik Chi-Square.
Berdasarkan hasil penelitian dengan tingkat kemaknaan (α=0,05)
menunjukkan bahwa ada hubungan antara pemakaian alat pelindung diri (APD)
dengan nilai singnifikan (p=0.000) dan ada hubungan personal higiene dengan
kejadian penyakit kulit dengan nilai signifikan (p=0.000).
Kebersihan itu sangat penting, maka disarankan untuk mempelajari dan
mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari seperti dalam ajaran al-Qur’an.
Diharapkan bagi perawat untuk memeperhatikan penggunaan alat pelindung diri
(APD) dan personal higiene dalam melakukan asuhan keperawatan untuk
mencegah penularan dan bertambah parahnya suatu penyakit. Untuk peneliti
selanjutnya, disarankan agar meneliti komponen-komponen variabel independen
secara satu persatu agar hubungan antara kedua variabel independen dan
dependen tampak lebih jelas. Diharapkan pula kepada pemerintah setempat
bekerjasama dengan Dinas Kesehatan dan Dinas Kebersihan untuk memberikan
penyuluhan tentang kebersihan kepada pemulung dan membuat program
pengadaan APD yang dapat terjangkau oleh pemulung. Diharapkan pula kepada
pemulung untuk memakai alat pelindung diri secara lengkap dan tetap memelihara
serta meningkatkan personal higiene.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat,
diselenggarakan upaya kesehatan dengan pendekatan pemeliharaan,
peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),
penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang
dilaksanakan secara menyeluruh dan berkesinambungan (Undang-Undang No.
36, 2009).
Hal di atas sesuai dengan pandangan Islam dimana hidup sehat adalah
hajat manusia paling essensial, karena hidup sehat dapat mengantarkan kepada
tarap hidup yang lebih baik dan sejahterah, juga merupakan bagian dari
prasyarat kesempurnaan ibadahs. Oleh karena itu, manusia harus berihktiar
dan berusaha memelihara kesehatan secara terus-menerus, dalam arti
memperkuat daya tahan dari serangan penyakit dan mencegah akan timbulnya
penyakit. Dalam memelihara kesehatan ini, Nabi Muhammad Saw bersabda :
2
Terjemahannya:
“Perhatikanlah lima perkara sebelum datang lima perkara, Yaitu : 1.
Masa sebelum datang ajalmu. 2. Masa sehatmu sebelum datangnya
penyakit. 3. Masa lapangmu sebelum datangnya kesibukan. 4. Masa
mudamu sebelum datangnya masa tua. 5. Masa kayamu sebelum
datangnya masa kefakiran” ( Hadis Riwayat Ahmad dan Al-Baihaqi)
(Zaidin, 2010)
Hadis di atas menjelaskan bahwa betapa pentingnya menjaga
kesehatan sebelum datangnya suatu penyakit, selalu berhati-hati setiap
melakukan sesuatu, misalnya ketika bekerja seharusnya menggunakan alat
pelindung diri. Memanfaatkan waktu sebaik-baiknya sebelum ajal datang dan
selalu bekerja keras serta menuntut ilmu selama masih muda, karena usia
muda merupakan usia yang sangat produktif untuk melakukan hal- hal yang
bermanfaat. Hal ini karena keadaan fisik dan mental yang masih kuat ketika
masih muda.
Hadis ini juga memperingatkan untuk selalu rendah hati, tidak
sombong dan takabbur meskipun memiliki harta yang berlimpah, memiliki
jabatan yang bagus dan terpandang di masyarakat, karena semua itu hanyalah
titipan dari Allah swt. yang sewaktu-waktu dapat diambil kembali. Selain itu
kesombongan, keangkuhan dan takabbur hanya akan membawa kehancuran.
3
Oleh karena itu sebagai hamba harus senantisa bersyukur atas nikmat yang
telah diperoleh.
Lingkungan kerja merupakan tempat yang potensial mempengaruhi
kesehatan pekerja. Penyakit kulit merupakan salah satu dampak dari kesehatan
kerja yang kurang diperhatikan. Salah satu profesi yang rentan dengan
masalah kesehatan akibat kerja adalah pemulung. Hampir setiap hari mereka
harus beraktivitas di lingkungan tidak bersih. Sampah dengan berbagai
karakteristik, udara yang bau, dan teriknya matahari, dihadapi setiap mereka
kerja.
Pada umunnya para pemulung memiliki status ekonomi yang rendah.
Hal ini menyebabkan beberapa pemulung lalai melaksanakan prinsip
kesehatan kerja. Alat pelindung diri yang biasa digunakan tidak sesuai dengan
standar keselamatan kerja.
Penyakit kulit akibat kerja (PKAK) merupakan salah satu bentuk
penyakit akibat kerja terbanyak kedua setelah penyakit muskoloskeletal,
berjumlah sekitar 22% dari seluruh penyakit akibat kerja. Data di Inggris
menunjukkan 1,29 kasus per 1000 pekerja merupakan dermatitis akibat kerja.
Apabila ditinjau dari jenis penyakit kulit akibat kerja, maka lebih dari 95%
merupakan dermatitis kontak, sedangkan yang lain merupakan penyakit kulit
lain seperti akne, urtikaria kontak dan tumor kulit (Dinda, 2009)
Menurut Astono dan Sudarja pada tahun 1973 di California, Amerika
Serikat ditemukan 40,6% penyakit akibat kerja merupakan dermatitis akibat
kerja (DAK). Biro statistik tenaga kerja Amerika Serikat mendapatkan angka
4
1,5% dari seluruh tenaga kerja yang terdaftar menderita DAK. Dermatosis
tersering adalah dermatitis kontak, sebesar 21,3% yang merupakan terbanyak
ke dua ( Nurwana, 2009).
Menurut laporan dari Bagian Penyakit Kulit dan Kelamin FK Unsrat
Manado dari tahun 1988-1991 dijumpai insiden dermatitis kontak sebesar
4,45%. Dari data kunjungan pasien baru di RS dr. Pirngadi Medan, selama
tahun 2000 terdapat 3897 pasien baru di Poliklinik alergi dengan 1193 pasien
(30,61%) dengan diagnosis dermatitis kontak. Dari bulan Januari hingga Juni
2001 terdapat 2122 pasien alergi dengan 645 pasien (30,40%) menderita
dermatitis kontak. Di RSUP H. Adam Malik Medan, selama tahun 2000
terdapat 731 pasien baru dipoliklinik alergi dimana 201 pasien (27,50%)
menderita dermatitis kontak. Dari bulan Januari hingga Juni 2001 terdapat 270
pasien dengan 64 pasien (23,70%) menderita dermatitis kontak (Dinda, 2009).
Kejadian penyakit kulit di lokasi TPA Tamangapa cukup tinggi,
seperti laporan Environmental Resources Management (ERM) yang
didapatkan dari puskesmas pembantu Tamangapa melaporkan bahwa angka
kejadian penyakit kulit dan jaringan sub kutan pada tahun 2007 sebanyak
120,7/1000 penduduk dan angka kejadian penyakit kulit karena alergi
sebanyak 48,3/1000 penduduk, seta kejadian scabies sebesar 31,8/1000
penduduk. Penyakit kulit dan jaringan subkutan merupakan penyakit terbesar
kedua setelah ISPA dari enam penyakit yang banyak diderita pemulung
(Environmental Resources Management, 2007).
5
Pada tahun 2008, jumlah pemulung yang menderita alergi atau
gangguan kulit yang datang berobat ke Puskesmas Pembantu Tamangapa
tercatat 77 orang. Pada awal januari sampai akhir februari tahun 2010 terdapat
68 kunjungan pemulung yang menderita gangguan kulit (Data sekunder dari
puskesmas pembantu Tamangapa).
Berdasarkan realita di atas, maka penulis tertarik melakukan
penelitian untuk mengetahui hubungan pemakaian alat pelindung diri (APD)
dan personal higiene dengan kejadian penyakit kulit di TPA Antang
Kelurahan Tamangapa Kecamatan Manggala Makassar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas, maka diangkat
rumusan masalah “ adakah hubungan pemakaian alat pelindung diri (APD)
dan personal higiene dengan kejadian penyakit kulit pada pemulung di TPA
Antang Kelurahan Tamangapa Kecamatan Manggala Makassar “
C. Tujuan penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan pemakaian alat pelindung diri (APD) dan
personal higiene dengan kejadian penyakit kulit pada pemulung di TPA
Antang Kelurahan Tamangapa Kecamatan Manggala Makassar.
6
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penelitian ini yaitu untuk :
1) mengetahui hubungan pemakaian alat pelindung diri (APD) dengan
kejadian penyakit kulit pada pemulung di TPA Antang Kelurahan
Tamangapa Kecamatan Manggala Makassar.
2) mengetahui hubungan dan personal higiene dengan kejadian
penyakit kulit pada pemulung di TPA Antang Kelurahan Tamangapa
Kecamatan Manggala Makassar.
D. Manfaat penelitian
1. Manfaat bagi ilmu keperawatan.
Merupakan salah satu sumber informasi dan referensi bagi perawat
dalam memakai APD dan melakukan perawatan higiene serta
pencegahan penyakit kulit.
2. Manfaat bagi instansi terkait.
Sebagai bahan dan informasi tambahan bagi instansi terkait dalam
penyusunan rencana kebijakan pencegahan penyakit khususnya penyakit
kulit dan sebagai bahan pertimbangan untuk memperhatikan
kesejahteraan dan keselamatan kerja para pemulung.
3. Manfaat bagi penelitian berikutnya.
Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumbangsih ilmiah baik dalam
lingkungan sendiri maupun bagi disiplin ilmu yang lain dan diharapkan
dapat menjadi bahan bacaan untuk penelitian lebih lanjut.
7
4. Manfaat bagi responden.
Merupakan salah satu informasi penting bagi responden dalam
menumbuhkan kesadaran akan pentingnya alat pelinjung diri (APD) dan
personal higiene untuk mencegah penyakit khususnya penyakit kulit.
5. Manfaat bagi peneliti.
Merupakan pengalaman bagi peneliti dalam memperluas wawasan dan
pengetahuan tentang penyakit kulit.



Ketersediaan

Tidak ada salinan data


Informasi Detil

Judul Seri
untuk Baca FULL TEXT di perpustakaan FKIK UINAM
No. Panggil
Skripsi
Penerbit Perpustakaan FKIK : .,
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
NONE
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
-
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab

Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain


Lampiran Berkas


Informasi


DETAIL CANTUMAN


Kembali ke sebelumnyaXML DetailCite this


Perpustakaan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan


Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Duis nec cursus mauris. Nullam vel nunc quis ipsum laoreet interdum. Maecenas aliquet nec velit in consequat.
Info selengkapnya