Detail Cantuman

Image of skripsi:Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Kesembuhan 
Klien Gangguan Halusinasi di Rumah Sakit
Khusus Daerah (RSKD) Provinsi
Sulawesi Selatan

MUNIR MUTTAR 
NIM : 70300107025

Text

skripsi:Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Kesembuhan Klien Gangguan Halusinasi di Rumah Sakit Khusus Daerah (RSKD) Provinsi Sulawesi Selatan MUNIR MUTTAR NIM : 70300107025



ABSTRAK
NAMA PENYUSUN : MUNIR MUTTAR
NIM : 70300107025
JUDUL PENELITIAN : HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA
TERHADAP KESEMBUHAN KLIEN
GANGGUAN HALUSINASI DI RUMAH
SAKIT KHUSUS DAERAH (RSKD)
PROVINSI SULAWESI SELATAN
TAHUN 2011
Halusinasi adalah ketidakmampuan klien dalam mengidentifikasi dan
menginterpretasikan stimulus yang ada sesuai yang diterima oleh panca indra yang ada.
Keluarga merupakan unit paling dekat dengan penderita, dan merupakan “perawat utama”
bagi penderita Sistem dukungan adalah segala fasilitas berupa dukungan yang diberikan
kepada klien yang bersumber dari keluarga, teman dan masyarakat disekitarnya Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga terhadap tingkat
kesembuhan pasien halusinasi di Wilayah kerja RSKD Prof Sul-Sel.
Penelitian ini dilaksanakan di Wilayah kerja RSKD Prof Sul-Sel dengan metode
penelitian yang digunakan adalah Kualitatif Studi Korelasi dengan rancangan cross
sectional. Teknik sampling non probality sampling jenis purposive sampling dengan
sampel 40 orang. Data diambil menggunakan Kuesioner dan observasi dan dianalisis
dengan uji chi-square hipotesis alternatif diterima jika tingkat kemaknaan ≤ 0,05.
Setelah dilakukan penelitian di wilayah kerja RSKD Prov.Sul-Sel diperoleh hasil
bahwa dari 24 orang responden dengan dukungan keluarga baik, ada 21 orang (52, 5%)
yang dinyatakan sembuh dan 3 orang ( 7,5 %) yang tidak sembuh . Sedangkan dari 16
orang dengan dukungan keluarga kurang, ada 5 orang (12,5%) yang dinyatakan sembuh
dan 11 orang (27,5%) yang tidak sembuh. Secara keseluruhan lebih banyak responden
yang sembuh dalam dukungan keluarga baik yaitu sebanyak 24 orang (52,5%) dan yang
tidak sembuh sebanyak 3 orang (7,5 %). Setelah dianalisis diperoleh hasil p=0,000 < α
=0,05 Artinya hipotesis diterima. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan bermakna
antara dukungan keluarga terhadap kesembuhan klien gangguan halusinasi di Rumah
sakit Khusus Daerah (RSKD) Provinsi Sulawesi Selatan.
Dari hasil penelitian diharapkan agar para perawat dapat lebih meningkatkan
dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien halusinasi maupun gangguan jiwa
lainnya dengan melibatkan keluarga dalam setiap proses keperawatan pasien, agar
keluarga mengetahui masalah kesehatan yang dihadapi pasien dan penanganannya,
menyadari peran dan tanggung jawabnya dalam proses penyembuhan pasien, serta dapat
menjadi pendukung utama dalam proses pemulihan pasien.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Definisi sehat menurut kesehatan dunia (WHO) adalah suatu keadaan
sejahtera yang meliputi fisik, mental dan sosial yang tidak hanya bebas dari
penyakit atau kecacatan. Maka secara analogi kesehatan jiwa pun bukan hanya
sekedar bebas dari gangguan tetapi lebih kepada perasan sehat, sejahtera dan
bahagia ( well being ), ada keserasian antara pikiran, perasaan, perilaku, dapat
merasakan kebahagiaan dalam sebagian besar kehidupannya serta mampu
mengatasi tantangan hidup sehari-hari. Apabila fungsi kejiwaan seseorang
terganggu, maka ia dapat mempengaruhi bermacam -macam fungsi seperti pada
ingatan,orientasi, psikomotor, proses berpikir, persepsi, intele gensi pada
kepribadian dan lain-lain (Anonim, 2002).
Data Badan Kesehatan Dunia (WHO) hingga Oktober 2007 mencatat
jumlah penderita gangguan jiwa di Indonesia mencapai 26 juta orang. Salah satu
kesehatan jiwa yang sering terjadi dan menimbulkan hendaya yang cukup
misalnya halusinasi. Halusinasi merupakan tanggapan indera terhadap rangsangan
yang datang dari luar, dimana rangsangan tersebut dapat berupa rangsangan
penglihatan, penciuman, pendengaran, pengecapan, dan perabaan. Interpretasi
terhadap rangsangan yang datang dari luar itu dapat mengalami gangguan
sehingga terjadilah salah tafsir (missing in terpretation). Salah tafsir tersebut
terjadi antara lain karena adanya efek yang luar biasa, seperti marah, takut,
2
tercengang (excited) sedih dan nafsu yang memuncak sehingga terjadi gangguan
atau perubahan persepsi (Anonim, 2004).
Untuk itu perlu dilakukan upaya diantaranya program intervensi dan terapi
yang implentasinya yang bukan hanya di rumah sakit tetapi dilingkungan masyarakat
(community based psyciatric services) (Priyanto, 2007). Maka dari itu peran serta
keluarga adalah satu usaha untuk mengurangi angka kekambuhan penderita
halusinasi. Mengingat keluarga merupakan sistem pendukung utama yang
memberikan perawatan langsung pada setiap keadaan sehat sakit penderita. (Anna K,
dalam Nurdiana, 2007).
Keluarga merupakan unit paling dekat dengan penderita, dan merupakan
“perawat utama” bagi penderita. Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup
sendirian tanpa bantuan orang lain. Kebutuhan fisik (sandang, pangan, papan),
kebutuhan social (pergaulan, pengakuan, sekolah, pekerjaan) dan kebutuhan psikis
termasuk rasa ingin tahu, rasa aman, perasaan religiusitas, tidak mungkin terpenuhi
tanpa bantuan orang lain. Apalagi jika orang tersebut sedang menghadapi masalah,
baik ringan maupun berat. Pada saat menghadapi masalah seseorang akan mencari
dukungan sosial dari orang-orang di sekitarnya, sehingga dirinya merasa dihargai,
diperhatikan dan di cintai. Contoh nyata yang paling sering dilihat dan dialami adalah
bila ada seseorang yang sakit dan terpaksa dirawat di rumah sakit, maka sanak
saudara ataupun teman-teman biasanya datang berkunjung. Dengan kunjungan
tersebut maka orang yang sakit tentu merasa mendapat dukungan sosial.
Dukungan sosial (social support) didefenisikan oleh Kuntjoro (2005) sebagai
informasi verbal atau non-verbal, saran, bantuan yang nyata atau tingkah laku yang
diberikan oleh orang-orang yang akrab dengan subjek di lingkungan sosialnya atau
3
yang berupa kehadiran dan hal-hal yang dapat memberikan keuntungan emosional
atau berpengaruh pada tingkah laku penerimanya. Dalam hal ini, orang yang merasa
memperoleh dukungan sosial secara emosional merasa lega karena diperhatikan,
mendapat saran atau kesan yang menyenangkan pada dirinya.
Menurut Eli, dkk (2008) dukungan sosial merupakan ketersediaan sumber
daya yang memberikan kenyamanan fisik dan psikologis yang didapat lewat
pengetahuan bahwa individu tersebut dicintai, diperhatikan, dihargai oleh orang lain
dan ia juga merupakan anggota dalam suatu kelompok yang berdasarkan kepentingan
bersama. Dukungan sosial bersumber antara lain : orangtua, saudara kandung, anak-anak, kerabat, pasanga hidup, sahabat, rekan kerja, atau juga dari tetangga. Dukungan
tersebut biasanya diinginkan dari orang-orang yang signifikan seperti keluarga,
saudara, guru, dan teman, dimana memiliki derajat keterlibatan yang erat. Selain itu,
dukungan sosial merupakan pemberian hiburan, perhatian, penghargaan atau bantuan
yang diterima seseorang dari orang lain atau kelompoknya.
Penderita gangguan jiwa sering mendapatkan stigma dan diskriminasi yang
lebih besar dari masyarakat disekitarnya dibandingkan individu yang menderita
penyakit medis lainnya. Mereka sering sekali disebut sebagai orang gila (insanity
atau madness). Perlakuan ini disebabkan karena ketidaktahuan atau pengertian yang
salah dari keluarga atau anggota masyarakat mengenai halusinasi. Hal itu
menyebabkan penderita halusinasi yang sudah sehat memiliki kecenderungan untuk
mengalami kekambuhan lagi sehingga membutuhkan penanganan medis dan perlu
perawatan di Rumah Sakit Jiwa lagi.
4
Menurut penulis, penderita halusinasi yang mendapatkan dukungan keluarga
mempunyai kesempatan berkembang kearah positif secara maksimal, sehingga
penderita akan bersikap positif, baik terhadap dirinya maupun lingkungannya karena
keluarga merupakan lingkungan sosial pertama yang dikenal. Dengan dukungan
keluarga yang seimbang bagi penderita diharapkan baginya agar dapat meningkatkan
kesembuhan.
Menurut Caplan keluarga memiliki empat fungsi suportif, antara lain :
dukungan informasional, dukungan penilaian, dukungan instrumental, dan
dukungan emosional. Jika dari semua dukungan ini kita dapat mengukur baik dan
tidaknya dukungan keluarga kepada klien halusinasi. Sebagaimana penelitian
yang dilakukan oleh Mujiyono (2008) dengan jumlah sampel 80 responden di
dapatkan bahwa dukungan keluarga pada kategori dukungan rendah sebanyak 47
orang (58,8%), sisanya kategori dukungan tinggi sebanyak 33 orang ( 41,2%).
Apabila variabel dukungan keluarga naik sebesar satu satuan, maka akan
menurunkan akan menurunkan tingkat kesembuhan sebesar 0, 589 satuan dan
sebaliknya apabila dukungan keluarga turun satu satuan maka angka kesembuhan
meningkat 0,589 satuan. Kesembuhan dan kekambuhan penderita gangguan jiwa
sangat dipengaruhi oleh peran atau dukungan keluarga terhadap penderita
gangguan jiwa.
Rumah Sakit Khusus Daerah Provinsi Sulawesi Selatan adalah satu-satunya Rumah Sakit Jiwa yang ada di Makassar. Berdasarkan data dari Rekam
medik RSKD Provensi Sulawesi Selatan, pasien halusinasi yang dirawat pada
tahun 2008 dari bulan Januari sampai Desember rata-rata 268 orang setiap
5
bulannya, sedangkan untuk tahun 2009 dan bulan Januari sampai Desember rata-rata 362 orang setiap bulannya (sumber buku registrasi ruangan rekam medik).
Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Hubungan
Dukungan Keluarga Dengan Tingkat Kesembuhan Klien Halusinasi di Wilayah
Kerja Rumah Sakit Dadi Kota Makassar .
B. Rumusan Masalah
Bagaimana hubungan dukungan keluarga terhadap tingkat kesembuhan pasien
halusinasi di Wilayah kerja RSKD Prof Sul-Sel?
C. Tujuan Penelitian
Mengetahui adanya hubungan dukungan keluarga terhadap tingkat
kesembuhan pasien halusinasi di Wilayah kerja RSKD Prof Sul-Sel.
D. Manfaat penelitian
1. Manfaat bagi institusi / instansi
Hasil penelitian ini merupakan salah satu sumber informasi bagi instansi terkait
dalam upaya peningkatan sosialisasi pada keluarga pasien gangguan jiwa.
2. Manfaat bagi ilmu pengetahuan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan
dan merupakan salah satu bahan bacaan bagi peneliti berikutnya
3. Manfaat bagi peneliti
Hasil penelitian ini merupakan pengalaman berharga bagi peneliti dalam
mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama mengikuti pendidikan.
6
4. Manfaat bagi masyarakat
Hasil ini dapat menambah pengetahuan para keluarga akan pentingnya
dukungan bagi anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa halusinasi
terhadap tingkat kesembuhannya.



Ketersediaan

Tidak ada salinan data


Informasi Detil

Judul Seri
-
No. Panggil
Skripsi
Penerbit Perpustakaan FKIK : .,
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
NONE
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
-
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab

Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain


Lampiran Berkas


Informasi


DETAIL CANTUMAN


Kembali ke sebelumnyaXML DetailCite this


Perpustakaan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan


Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Duis nec cursus mauris. Nullam vel nunc quis ipsum laoreet interdum. Maecenas aliquet nec velit in consequat.
Info selengkapnya