Detail Cantuman

Image of skripsi:HUBUNGAN KARAKTERISTIK BALITA DENGAN STATUS
GIZI UMUR 1-5 TAHUN DI WILAYAH KERJA 
PUSKESMAS PLUS BARA-BARAYYA 
MAKASSAR

KASMI 
NIM: 70 300 107 131

Text

skripsi:HUBUNGAN KARAKTERISTIK BALITA DENGAN STATUS GIZI UMUR 1-5 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PLUS BARA-BARAYYA MAKASSAR KASMI NIM: 70 300 107 131



ABSTRAK
Nama : Kasmi
Nim : 70300107131
Judul : Hubungan Karakteristik Status Gizi pada Balita Umur 1-5 tahun
di Wilayah Kerja Puskesmas Plus Bara- Barayya Makassar
Dari masalah gizi ini kerentanan terhadap penyakit-penyakit infeksi dapat
menyebabkan kematian pada balita, masalah gizi pada balita akan berdampak serius terhadap
kualitas generasi mendatang. Dampaknya bagi balita terganggunya pertumbuhan jasmani dan
kesehatan. Gizi kurang dapat menyebabkan anak balita mengalami defisiensi zat gizi yang
dapat berakibat panjang, yaitu berkaitan dengan kesehatan anak, pertumbuhan anak, penyakit
infeksi penurunan IQ, penurunan perkembangan kognitif, jika tidak di dikelolah dengan baik
maka akan mengancam jiwa. Adapun tujuan dari penelitian adalah Diketahui karakteristik
status gizi pada balita umur 1-5 di Wilayah kerja Puskesmas Plus Bara- Barayya Kota
Makassar.
Jenis Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriktif dan
Metodepenelitian yang digunakan adalah rancangan “ Cross sectional”, jumlah sampel
sebanyak 34 balita dengan menggunakan teknik purposive sampling. Teknik
pengumpulan data yang digunakan adalah dengan metode kuesioner dan wawancara.
dan diolah dengan program komputer SPSS 15.0, uji yang digunakan adalah chi square
kemudian disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi disertai penjelasan.
Dari hasil uji chi square, ada hubungan antara pola asuh dengan status gizi
balita p = 0,000 (p < α = 0,05), social ekonomi p = 0,000 (p > α = 0,05), pendidikan
ibu p = 0,000 (p > α = 0,05) , pemberian ASI p = 0,000 (p > α = 0,05), dan penyakit
infeksi p = 0,004 (p > α = 0,005) Sedangkan umur balita, jenis kelamin, dan jumlah
keluarga tidak berhubungan dengan status gizi.
Saran dari hasil penelitian ini diharapkan kepada petugas kesehatan untuk
memberikan penyuluhan tentang pentingnya masalah gizi pada balita, dan perawat
untuk terus menggalakkan pendidikan kesehatan kepada orang tua balita di puskesmas
dalam hal ini tentang cara penanganan (perawatan) serta pencegahan masalah gizi balita
dan perlu juga diadakan pelatihan -pelatihan oleh dinas kesehatan bagi perawat dalam
menangani penyakit gizi kurang bagi balita,dan diharapkan pula bagi ibu balita untuk
menciptakan kondisi rumah yang sehat dan perhatian yang baik pada balita dan
meningkatkan status gizi balita perlu perhatian khusus seperti memperhatikan pola makan,
pola pengasuhan anak dan pengaturan pendapatan keluarga untuk memenuhi kebutuhan anak
balita demi peningkatan status gizi balita.
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas Sumber
Daya Manusia (SDM) yang dilakukan secara berkelanjutan. Salah satu faktor
penentu utama kualitas sumber daya manusia adalah gizi. Kondisi ini
menyebabkan sebagian masyarakat tidak mampu mengakses pangan dan pada
akhirnya berpengaruh terhadap keadaan gizi terutama anak balita serta ibu hamil
dan ibu menyusui. Di negara berkembang, kesakitan dan kematian pada anak
balita banyak dipengaruhi oleh keadaan gizi,(Supariasa, 2001). Dengan demikian
status gizi balita perlu dipertahankan dalam status gizi baik, dengan cara
memberikan makanan bergizi seimbang yang sangat penting untuk pertumbuhan.
Gizi merupakan suatu zat yang dibutuhkan oleh setiap manusia untuk
kelangsungan hidupnya yang diperoleh dari makanannya. Setiap individu
memerlukan jumlah kebutuhaan zat gizi tertentu sesuai dengan jenis kelamin,
usia, aktifitas dan keadaan tubuhnya. Kebutuhan zat gizi tersebut mutlak harus
dipenuhi dan jika tidak dipenuhi atau melebihi dari kebutuhan tubuh akan dapat
menimbulkan permasalahan gizi.
Pemenuhan kebutuhan nutrisi pada anak haruslah seimbang diantara
komponen zat gizinya, mengingat banyak sekali yang kita temukan berbagai
masalah dalam pemenuhan kebutuhan nutrisi yang tidak seimbang seperti tidak
suka makan, tidak mau atau tidak mampu untuk makan, padahal makanan yang
2
tidak disukai itu mengandung zat gizi yang seimbang sehingga harapan dalam
pemenuhan gizi yang selaras, serasi dan seimbang tidak terlaksana. Nafsu makan
balita kadang hanya sedikit dan sering kali menyukai sesuatu jenis makanan
hanya pada masa tertentu, Ia menolak makanan yang satu dan terus menerus
memilih makanan yang lain, (Azis Alimul H, 2005).
Balita masih dalam proses pertumbuhan dan perkembangan tubuh. Oleh
karena itu untuk memperoleh energi serta dapat melakukan kegiatan fisiknya
sehari-hari, maka tubuh harus dipenuhi kebutuhan zat-zat gizinya. Zat-zat
makanan yang diperlukan itu dapat dikelompokkan menjadi 6 macam, yaitu air,
protein, lemak, vitamin, mineral dan karbohidrat, (G Kartasapoetra dan Marsetyo,
2001).
Berbagai faktor yang mempengaruhi status gizi pada balita antara lain
kurangnya persediaan pangan, kurang baiknya kualitas lingkungan,(Almitsier S,
2001). Adapun faktor lain yang mempengaruhi adalah kondisi sosial ekonomi dan
budaya keluarga seperti pola asuh keluarga. Sosial ekonomi dapat diukur melalui
variabel- variabel pendapatan keluarga, tingkat pendidikan. Masalah gizi pada
balita akan berdampak serius terhadap kualitas generasi mendatang. Pada obesitas
(gizi lebih) pada anak bila terus berlanjut sampai dewasa dapat mengakibatkan
semakin meningkatnya penyakit degeneratif seperti jantung koroner, diabetes
melitus, hipertensi dan penyakit hati. Selain itu gizi kurang pada balita dapat
menyebakan gangguan pertumbuhan fisik dan perkembangan mental. Gizi buruk
akan mempengaruhi banyak organ dan sistem organ yang akan merusak sistem
3
pertahanan tubuh terhadap mikroorganisme maupun pertahanan mekanik, dampak
selanjutnya dapat terjadi gangguan pertumbuhan dan perkembangan mental serta
menurunnya skor IQ (Almatsier S, 2001).
Secara umum prevalensi gizi buruk di Indonesia adalah 5,4% dan gizi
kurang 13,0%, dan data status gizi berdasarkan indeks antropometri BB/U
Sulawesi Selatan adalah gizi baik 73,1%, gizi kurang 12,5% dan gizi buruk 5,1%,
(Riskesdas, 2007).
Berdasarkan data Dines Kesehatan Sulawesi Selatan, status gizi kurang
pada balita tahun 2005 sebesar 12.762 balita (20,3%), pada tahun 2006 turun
sebesar 8.654 balita (15,3%) dan pada tahun 2007 ini menjadi 9.485 balita, (Profil
Kesehatan Dinkes Kota Makassar Tahun 2007.
Adapun status gizi kurang di Makassar yang di laporkan selama 3 tahun
terakhir, Kejadian gizi kurang pada tahun 2007 sebanyak 9.485 balita, pada tahun
2008 adalah menurun sebanyak 1.348 balita dan pada tahun 2009 menjadi 3.594
balita (anonim . 2008).
Berdasarkan data Puskesmas Plus Bara-Barayya pada tahun 2011
dilaporkan jumlah penderita gizi kurang 23 (30, 26%) balita, gizi baik 84 (50,
20%), dan penderita gizi buruk terdapat 9 (19, 54%) balita.
Berdasarkan hasil penelitian (pujilestari) di puskesmas mangempang
Kecamatan Barru, yang diperoleh dari 30 anak menunjukkan 20 anak (19%)
berstatus gizi baik, sedangkan 2 orang anak (6%) dengan berat badan lebih, dan 8
(14%) orang anak yang memiliki berat badan kurang. Dari 30 anak yang diteliti
4
20 anak yang memiliki berat badan normal, hal ini menunjukkan bahwa terjadi
peningkatan gizi di banding pada tahun 2006 dengan jumlah anak yang bergizi
baik adalah 72 anak, sedangkan untuk anak dengan status gizi kurang yaitu 5 anak
(17%) dan disebabkan karena menurunyan nafsu makan anak, adanya penyakit
sehingga dapat menurunkan nafsu makan anak dan menurunnya gizi anak.
Dari uraian latar belakang di atas dapat dilihat bahwa masalah penelitian
ini adalah masih tingginya masalah gizi pada balita umur 1-5 tahun di wilayah
kerja Puskesmas Plus Bara- Barayya Kota Makassar.
B Rumusan Masalah
Dari masalah gizi ini kerentanan terhadap penyakit-penyakit infeksi dapat
menyebabkan kematian pada balita, masalah gizi pada balita akan berdampak
serius terhadap kualitas generasi mendatang.
Dampaknya bagi balita terganggunya pertumbuhan jasmani dan
kesehatan. Gizi kurang dapat menyebabkan anak balita mengalami defisiensi zat
gizi yang dapat berakibat panjang, yaitu berkaitan dengan kesehatan anak,
pertumbuhan anak, penyakit infeksi penurunan IQ, penurunan perkembangan
kognitif, jika tidak di dikelolah dengan baik maka akan mengancam jiwa.
Berdasarkan latar belakang masalah diatas dapat dirumuskan sebagai
berikut: Bagaimana hubungan karakteristik balita dengan status gizi umur 1-5
tahun di Wilayah kerja Puskesmas Plus Bara- Barayya?
5
C Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Diketahui hubungan karakteristik balita dengan status gizi umur 1-5 di
Wilayah kerja Puskesmas Plus Bara- Barayya Kota Makassar.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahui hubungan status gizi pada balita umur 1-5 tahun berdasarkan
umur di Wilayah kerja Puskesmas Plus Bara- Barayya Kota Makassar.
b. Diketahui hubungan status gizi pada balita umur 1-5 tahun berdasarkan jenis
kelamin di Wilayah kerja Puskesmas Plus Bara- Barayya Kota Makassar.
c. Diketahui hubungan status gizi balita umur 1-5 tahun berdasarkan pola asuh
di Wilayah kerja Puskesmas Plus Bara- Barayya Kota Makassar.
d. Diketahui hubungan status gizi pada balita umur 1-5 tahun berdasarkan
sosial ekonomi di Wilayah kerja Puskesmas Plus Bara- Barayya Kota
Makassar.
e. Diketahui hubungan status gizi pada balita umur 1-5 tahun berdasarkan
pendidikan orang tua di Wilayah kerja Puskesmas Plus Bara- Barayya Kota
Makassar.
f. Diketahui hubungan status gizi pada balita umur 1-5 tahun berdasarkan
jumlah keluarga di Wilayah kerja Puskesmas Plus Bara- Barayya Kota
Makassar.
g. Diketahui hubungan status gizi pada balita umur 1-5 tahun berdasarkan
penyakit infeksi di Wilayahkerja Puskesmas Plus Bara- Barayya Kota
6
Makassar.
D Manfaat Penelitian
1. Bagi Pemerintah
Hasil penelitian ini di harapkan menjadi salah satu sumber informasi bagi
instansi dinas kesehatan dan instansi terkait lainnya dalam menentukan
kebijaksanaan dalam perencanaan program gizi masyarakat.
2. Bagi Peneliti
Dapat dijadikan sebagai pengalaman baru dalam melakukan penelitian serta
dapat mengaplikasikan teori yang diperoleh dari kampus dengan yang ada di
masyarakat.
3. Bagi Tenaga Kesehatan
Dapat memberikan informasi tentang permasalahan gizi pada balita dan
faktor-faktor yang mempengaruhinya sehingga dapat dilakukan upaya
perbaikan gizi.
4. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat dipergunakan untuk menambahkan sumber kepustakaan sebagai bahan
bacaan dan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian
selanjutnya.



Ketersediaan

Tidak ada salinan data


Informasi Detil

Judul Seri
untuk Baca FULL TEXT di perpustakaan FKIK UINAM
No. Panggil
Skripsi
Penerbit Perpustakaan FKIK : .,
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
NONE
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
-
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab

Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain


Lampiran Berkas


Informasi


DETAIL CANTUMAN


Kembali ke sebelumnyaXML DetailCite this


Perpustakaan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan


Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Duis nec cursus mauris. Nullam vel nunc quis ipsum laoreet interdum. Maecenas aliquet nec velit in consequat.
Info selengkapnya