Detail Cantuman
Text
skripsi:ANALISA HUBUNGAN PERUBAHAN CITRA TUBUH DENGAN MEKANISME KOPING PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISA DI RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR IRNA DEWI SUTAMI 70300108039
ABSTRAK
NAMA : IRNA DEWI SUTAMI
NIM : 70 300 107 039
JUDUL : ANALISA HUBUNGAN PERUBAHAN CITRA TUBUH
DENGAN MEKANISME KOPING PADA PASIEN GAGAL
GINJAL KRONIK YANG MENJALANI TERAPI
HEMODIALISA DI RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR
Penyakit gagal ginjal kronis merupakan suatu keadaan dimana terjadi
penurunan fungsi ginjal yang bersifat menahun, berlangsung progresif dan
irreversibel tanpa memperhatikan penyebabnya. Pasien gagal ginjal kronis akan
menjalani hemodialisa sepanjang hidup apabila pasien tersebut tidak menjalani
transplantasi ginjal. Kondisi ketergantungan kepada mesin dialisa dan perubahan
gaya hidup atau citra tubuh terencana berhubungan dengan terapi hemodialisa
menjadi masalah bagi pasien sehingga diperlukan cara dalam mengatasi masalah
tersebut. Koping adalah cara yang dilakukan individu dalam menyelesaikan masalah,
menyesuaikan diri dengan perubahan dan respon terhadap situasi yang mengancam.
Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif yang menggunakan
rancangan cross sectionalyaitu menganalisa hubungan perubahan citra tubuh dengan
mekanisme koping pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani terapi hemodialisa
di RSUD Labuang Baji Makassar. Dengan teknik pengumpulan data menggunakan
metode kuesioner yaitu daftar pertanyaan yang diajukan secara tertulis dan
menggunakan teknik sampling yaitu total sampling.
Dari hasil penelitian dengan pengujian statistik dengan menggunakan uji Chi-Squarediperoleh nilai p= 0.026Ini berarti lebih kecil dari nilai p= 0.05. Nilai ini
menunjukan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara perubahan citra tubuh
dengan mekanisme koping pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani terapi
hemodialisa di Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji Makassar.
Kesimpulannya yaitu sebagian besar Pasien gagal ginjal kronik yang
menjalani terapi hemodialisa di RSUD Labuang Baji Makassar yang mengalami
perubahan citra tubuh menggunakan mekanisme koping adaptif. Sarannya yaitu
diharapkan semua pimpinan maupun staf di ruangan Hemodialisa RSUD Labuang
Baji Makassar, agar supaya sedapat mungkin selain memberikan motifasi serta
perawatan dapat pula memberikan dukungan spiritual pada pasien gagal ginjal kronik
yang menjalani terapi hemodialisa di RSUD Labuang Baji Makassar.
xi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan
hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang merupakan salah
satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan di Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. Shalawat dan salam semoga selalu
tercurah bagi Baginda Rasulullah SAW, para keluarga, sahabat serta pengikut beliau
hingga akhir zaman, Amin.
Ucapan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada Ayahanda Tasmir S. Pd
dan Ibunda Hj. St Suhaedah, S. Pd atas kasih sayang, bimbingan, dukungan,
perhatian dan pengorbanannya serta kepada Nenek dan Kakek serta adikku Fadly
Agung Sutami yang selalu menghibur dan membuatku tersenyum.
Penyusunan skripsi ini tentu saja tidak dapat penulis lakukan tanpa tambal
sulam pemikiran dan sederet bentuk kontribusi lainnya dari berbagai pihak. Oleh
sebab itu penulis menghaturkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada bapak
Junaidi, S. Kep., Ns dan ibu Rahmianti Arsyad, S.Kep., Ns, yang telah bersedia
memberikan bimbingan khusus kepada penulis selama dalam proses penyelesaian
skripsi ini sekalipun keduanya harus bekerja ekstra keras karena penulis dikejar
deadline untuk segera menyelesaikan studi.
Berbagai hambatan penulis hadapi selama penyusunan skripsi ini namun
berkat bimbingan, arahan dan bantuan dari berbagai pihak maka hambatan tersebut
xi
dapat diatasi.
Ucapan terima kasih nan tulus penulis haturkan kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. A. Qadir Gassing HT, M.S selaku Rektor UIN Alauddin
Makassar.
2. Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Alauddin Makassar dan pembantu dekan,
beserta seluruh dosen dan staf Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar.
3. Ibu Nur Hidayah, S.Kep, Ns, M.Kes, Ketua Jurusan Keperawatan atas segala
perhatian, keramahan, dan bantuan yang diberikan.
4. Bapak Muh. Hamka, S. Kep., Ns selaku penguji I dan Bapak Erwin Hafid, Lc,.
M. Pdi. M. Ed selaku penguji II yang telah banyak memberikan saran dan
masukannya.
5. Kepala Balitbangda Prov. Sul-Selyang telah memberikan izin penelitian.
6. Bapak Direktur RSUD Labuang Baji Makassar serta peran perawat yang
dengan tangan terbuka menerima penulis untuk melaksanakan penelitian.
7. Keluarga besarku D’Lijas family yang memberikan dorongan serta membantu
dalam penyelesaian skripsi ini.
8. Sahabat-sahabat anak SF, Yani, Ayu, Dian, Calla, Marwah, Diba, Khusnul, Susi,
Rahman, Firman yang telah menjadi sahabat baik suka maupun duka, serta Awal
(Kesmas) yang telah membantu dalam suka duka saya dalam penyusunan skripsi
ini.
9. Sepupuku dan kekasihnya (Ratnawaty dan Adnan Aprilio) yang telah
xi
memberikan dukungan dan motivasinya dalam penyususnan skripsi ini.
10. Teman-teman KKN angkatan ke-47 Desa je’ne madinging, Kec. Pattallassang,
Kab. Gowa yang telah memberikan dukungannya, terima kasih atas kenangan
indah yang telah kita lewati bersama.
11. Rekan-rekan Mahasiswa Jurusan Keperawatan UIN alauddin Makassar
Khususnya Rekan-rekan Kelas A angkatan 2008 atas segala dorongan,
kekompakan, kerjasama dan pengertiannya selama menjalani masa-masa
perkuliahan baik dalam suka maupun duka. Kebersamaan selama ini akan
menjadi sebuah kenangan manis yang Insya Allah tak terlupakan oleh penulis.
12. Tetangga-tetangga di kampung baru Desa bara batu, Kec. Labakkang, Kab
Pangkep yang tidak henti-hentinya memberikan dukungan kepada penulis.
13. For someone Andi Aswan Nur (Whaawang si Bolang) beserta keluarganya yang
setia membantu penulis dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
Makassar, Agustus 2012
Penulis
IRNA DEWI SUTAMI
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................... i
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI .......................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ iii
MOTTO ............................................................................................................... iv
ABSTRAK ........................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vi
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 8
C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 10
A. Tinjauan Umum Mekanisme Koping ........................................................ 10
B. Tinjauan Umum Konsep Diri .................................................................... 15
C. Konsep Islam Ketika Menghadapi Musibah .............................................. 21
D. Hubungan Mekanisme Koping dengan Penyakit ....................................... 24
E. Tinjauan Umum Tentang Ekonomi Keluarga ............................................ 25
F. Tinjauan Umum Tentang Gagal Ginjal Kronik ......................................... 28
G. Tinjauan Umum Tentang Hemodialisis ..................................................... 36
xi
BAB III KERANGKA KONSEP ....................................................................... 45
A. Kerangka Konsep Penelitian ..................................................................... 45
B. Hipotesa ..................................................................................................... 46
BAB IV METODE PENELITIAN .................................................................... 47
A. Rancangan Penelitian ................................................................................ 47
B. Populasi dan Sampel ................................................................................. 47
C. Lokasi dan Waktu ...................................................................................... 48
D. Variabel Penelitian .................................................................................... 48
E. Definisi Operasional .................................................................................. 49
F. Pengolahan dan Analisa Data..................................................................... 50
G. Alur Penelitian .......................................................................................... 51
H. Etika Penelitian .......................................................................................... 52
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................... 53
A. Hasil Penelitian ......................................................................................... 53
B. Pembahasan ............................................................................................... 58
C. Keterbatasan Peneliti ................................................................................. 63
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 64
A. Kesimpulan ............................................................................................... 64
B. Saran .......................................................................................................... 64
DAFTAR PUSTAKA
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Klasifikasi sebab-sebab gagal ginjal kronik ................................ 29
Tabel 2.2 Tanda dan gejala gagal ginjal kronik ...........................................30
Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik ......................... 55
Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Citra Tubuh ........................... 56
Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Mekanisme Koping...............57
Tabel 5.4 Hubungan Citra Tubuh Dengan Mekanisme Koping ...................58
xi
DAFTAR LAMPIRAN
1. Kuesioner Penelitian
2. Master Tabel Penelitian
3. Hasil Analisis data
4. Surat izin penelitian dari Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan UIN Alauddi makassar
5. Surat izin penelitian dari Badan KesBang Prov. Sul - Sel
6. Surat selesai penelitian dari RSUD Labuang Baji Makassar
7. Riwayat Hidup
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Gagal ginjal kronik adalah suatu proses patofisiologis dengan etiologi
yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif, dan
umumnya berakhir dengan gagal ginjal. Selanjutnya, gagal ginjal adalah suatu
keadaan klinis yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang ireversibel,
pada suatu derajat yang memerlukan terapi pengganti ginjal yang tetap, berupa
dialisis atau transplantasi ginjal (Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit
Dalam Indonesia, 2006).
Gagal ginjal kronis merupakan kerusakan ginjal progresif yang
berakibat fatal dan ditandai dengan uremia (urea dan limbah nitrogen) lainnya
yang beredar dalam darah serta komplikasinya jika tidak dilakukan dialisis
atau transplantasi ginjal (Nursalam, 2006). Metode terapi dialysis menjadi
pilihan utama dan merupakan perawatan umum adalah hemodialisis (Lubis,
2006).
Hemodialisa merupakan terapi pengganti ginjal yang bertujuan untuk
mengeluarkan sisa-sisa metabolisme protein atau mengoreksi gangguan
keseimbangan air dan elektrolit. Terapi hemodialisa yang dijalani penderita
gagal ginjal tidak mampu mengimbangi hilangnya aktivitas metabolik atau
endokrin yang dilaksanakan ginjal akan berpengaruh terhadap kualitas hidup
pasien (Smeltzer dan Bare, 2002).
2
Dalam Islam Ummatnya senantiasa dianjurkan dan dimotivasi untuk
melakukan pengobatan, Sebagaimana hadist Nabi Muhammad SAW :
- هىع الله ًضز ةسٌسه ًبأ هع , لزوأ لاإ ءاد الله لزوأ بم ( لبق مهس و هٍهع الله ىهص ًبىنا هع
ءبفش هن (
1
Terjemahan :
Dari Abu Hurairah Ra, dari Rasulullah SAW bersabda “Allah tidak
akan menurunkan suatu penyakit, melainkan Dia menurunkan juga obat untuk
penyakit itu “( HR.Bukhari )
Hadist diatas menjelaskan bahwa Allah SWT senantiasa menyediakan
fasilitas bagi hambanya yang tertimpa penyakit, karena itu ummatnya
diharapkan tidak berputus asa pada penyakit yang menimpanya dan sena ntiasa
berusaha untuk berobat. Salah satunya adalah Hadist Jabir radhiallahu „anhu
membawakan hadist dari Rasulullah Shallallahu „alaihi wasallam.
Dari kutipan di atas, dapat dipahami bahwa sarana penyembuhan itu
boleh jadi bersumber dari bahan alamiah dan bahan jadi bersumber non
alamiah. Menurut Ilmu Qayyim Al- Jauziyyah islam lebih menganjurkan
proses pengobatan dengan menggunakan bahan alamiah,sesuai dengan
pernyataannya : “Sungguh para tabib telah sepakat bahwa ketika
memungkinkan pengobatan dengan bahan makanan maka jangan beralih
kepada obat-obatan”. Ketika memungkinkan mengkonsumsi obat yang
sederhana maka jangan beralih memakai obat yang kompleks. Setiap penyakit
yang bisa ditolak dengan makanan-makanan tertentu dan pencegahan
janganlah mencoba menolak dengan obat-obatan (Shihab, 2009).
3
Dalam penelitian Imroatul dan Suryanto (2007), mengatakan bahwa
hemodialisa di gunakan sebagai terapi pengganti untuk menggantikan fungsi
ginjal yang memburuk. Anemia hampir selalu di temukan pada penderita
gagal ginjal kronis(80-95%). Dari hasil penelitiannya dapat di laporkan bahwa
86 penderita yang menjalani terapi hemodialisa rutin di RS Hasan Sadikin
Bandung, 100% menderita anemia. Dengan demikian manusia dianjurkan
untuk mencari pengobatan apabila menderita penyakit.
Pasien gagal ginjal kronik, hemodialisa akan mencegah kematian.
Namun demikian, hemodialisa tidak menyembuhkan atau memulihkan
penyakit ginjal dan tidak mampu mengimbangi hilangnya aktifitas metabolik
atau endokrin yang dilaksanakan ginjal dan dampak dari gagal ginjal serta
terapinya terhadap kualitas hidup pasien. Pasien-pasien ini harus menjalani
terapi dialysis sepanjang hidupnya (biasanya tiga kali seminggu selama paling
sedikit 3 atau 4 jam per kali terapi) atau sampai mendapat ginjal baru melalui
operasi pencangkokan yang berhasil. Pasien memerlukan terapi dialisis yang
kronis, kalau terapi ini diperlukan untuk mempertahankan kelangsungan
hidupnya dan mengendalikan gejala uremia (Brunner & Suddarth, 2002).
Depresi pada pasien dialisis dapat mempengaruhi mortalitas terlepas
dari keteraturannya menjalani dialisis itu sendiri. Angka rawat inap pada
pasien gagal ginjal kronik dengan gangguan mental menjadi lebih tinggi 1,5 –
3,0 kali dibandingkan dengan pasien penyakit kronik lainnya dan juga
dikatakan bahwa depresi merupakan faktor resiko independen terhadap angka
kematian pada pasien ini (National Kidney Foundation, 2002).
4
Hasil penelitian Prasetya (2010), menyimpulkan bahwa terdapat
pengaruh depresi terhadap kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik yang
menjalani hemodialisis. Nilai kualitas hidup pasien gagal ginjal kronik yang
menjalani hemodialisis dan mengalami depresi menurun secara signifikan.
Untuk itu, intervensi yang dibutuhkan tidak hanya intervensi medis fisik,
tetapi juga dibutuhkan intervensi psikiatri untuk lebih meningkatkan kualitas
hidup pasien-pasiengagal ginjal kronik tersebut.
Adapun pada pasien gagal ginjal kronik memiliki gangguan seksual
yang bersifat multifaktor, terutama akibat kelainan yang bersifat organik,
kelainan tersebut disebabkan oleh karena proses patofisiologi yang terjadi
pada PGK antara lain adanya racun uremi, gangguan fungsi endokrin, adanya
penyakit penyerta ataupun akibat efek samping terapi yang diberikan
(Costiner, 2007).
Dari hasil penelitian Made Sukarja, dkk (2007), mengungkapkan
bahwa sebagian besar pasien yang mengalami gagal ginjal kronis yang
menjalani terapi hemodialisa mengalami harga diri rendah, seperti halnya
bahwa seseorang yang mengalami harga diri rendah itu tampak tersembunyi,
menyatakan kekurangan dirinya, mengepresikan rasa malu atau bermasalah,
selalu ragu-ragu dan sangat sensitif terhadap kritikan. Gangguan harga diri
khususnya harga diri rendah pada pasien gagal ginjal kronik sangat berkaitan
dengan persepsi pasien terhadap prognostic dari gagal ginjal kronik. Gagal
ginjal kronik memiliki prognostik morbiditas yang buruk terhadap organ
tubuh yang lain, pada kondisi seperti itu, pasia n gagal ginjal kronik lebih
5
sering menggunakan mekanisme koping yang maladaptif seperti pasien akan
sering marah-marah, menarik diri dan bahkan sering mengamuk sebagai
bentuk keputusan akibat penderita yang berkepanjangan.
Hasil penelitian Samudra (2005), menyatakan bahwa ada hubungan
yang bermakna antara parameter fungsi seksual dengan indeks Barthel ADL.
Dinyatakan pula bahwa korelasi antara lama dialisis dengan parameter fungsi
seksual adalah tidak bermakna. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat
diketahui ada keterkaitan antara fungsi seksual dengan pasien yang menjalani
terapi hemodialisa.
Menurut Ratnawati (2011), tiap manusia pasti mempunyai rasa cemas.
Rasa cemas ini biasanya terjadi pada saat adanya kejadian atau peristiwa
tertentu, maupun dalam menghadapi suatu hal. Menurut Alkinson (1999),
dalam ratnawati (2011), kecemasan adalah emosi yang tidak menyenangkan
yang di tandai dengan istilah-istilah seperti kekhawatiran, kepribadian dan
rasa takut yang kadang-kadang kita alami dalam tingkat yang berbeda-beda.
Tekanan mental atau kecemasan yang diakibatkan oleh kepedulian yang
berlebihan akan masalah yang sedang dihadapi (nyata) ataupun yang
dibayangkan mungkin terjadi. Terlebih karena penyakit gagal ginjal yang
merupakan masalah serius karena dapat menyebabkan kematian.
Menurut Ernita Novalia (2010),mengatakan bahwa perubahan yang
terjadi dalam hidup pasien gagal ginjal kronik yang menjalani terapi
hemodialisa merupakan salah satu faktor pemicu terjadinya stress yang secara
tidak langsung dapat mempengaruhi kesakitan dan pola perilaku individu.
6
Banyak reaksi emosional yang dialami oleh pasien yang menderita penyakit
gagal ginjal kronis yang menjalani terapi hemodialisa mengharuskan pasien
tersebut bereaksi dan mengatasi masalah yang dialaminya dengan
menggunakan koping yang ada dalam dirinya..
Setiap individu melakukan respon yang berbeda-beda terhadap
masalah yang dihadapi tergantung pada pemahaman individu terhadap
penyakit yang dialaminya dan persepsi mereka terhadap kemungkinan dampak
terhadap kehidupan, keluarga dan gaya hidup mereka Avillion (2005), dalam
Ernita Novalia (2010). Koping yang digunakan individu terhadap penyakit
bisa mencoba merasa optimis terhadap masa depan, menggunakan dukungan
sosial, menggunakan sumber spiritual, mencoba tetap mengontrol situasi atau
perasaan,dan mencoba menerima kenyataan yang ada.
Koping yang digunakan oleh pasien dalam menjalani terapi
hemodialisa akan mempengaruhi respon koping terhadap masalah yang
dihadapinya. Respon individu bisa adaptif atau maladaptif tergantung faktor
yang mempengaruhinya baik dari internal maupun eksternal. Respon koping
adaptif merupakan respon koping yang baik tetapi jika respon koping pasien
maladaptif dapat memperburuk kondisinya. Oleh karena itu peneliti tertarik
untuk mengetahui koping apa yang digunakan oleh pasien gagal ginjal kronis
yang menjalani terapi hemodialisa (Ernita Novalia, 2010 ).
Berdasarkan estimasi Badan Kesehatan Dunia (WHO), secara global
lebih dari 500 juta orang mengalami penyakit gagal ginjal kronik. Sekitar 1,5
juta orang harus menjalani hidup bergantung pada cuci darah. Di Indonesia,
7
berdasarkan Pusat Data & Informasi Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh
Indonesia, jumlah pasien gagal ginjal kronik diperkirakan sekitar 50 orang per
satu juta penduduk, 60% nya adalah usia dewasa dan usia lanjut. Menurut
Depkes RI 2009, pada peringatan Hari Ginjal Sedunia mengatakan hingga saat
ini di Tanah Air terdapat sekitar 70 ribu orang pasien gagal ginjal kronik yang
memerlukan penanganan terapi cuci darah. Sayangnya hanya 7.000 pasien
gagal ginjal kronik atau 10% yang dapat melakukan cuci darah yang dibiayai
program Gakin dan Askeskin.
Di Rumah Sakit Umum Daerah Labung Baji Makassar merupakan
salah satu dari beberapa Rumah Sakit di Kota Makassar yang menyediakan
pelayanan hemodialisis, dan sampai juli 2012 jumlah pasien gagal ginjal
kronik yang menjalani terapa hemodialisis sebanyak 20 orang. Dari observasi
singkat dengan pasien dan kepala ruangan hemodialisis di ruang hemodialisis
di Rumah Sakit Umum Daerah Labuang Baji Makassar, didapatkan perubahan
fisik yang terjadi pada mereka yang menjalani hemodialisis yaitu pruritus (
gatal-gatal pada kulit ), kering, dan belang yang merupakan efek dari proses
hemodialisis. Berdasarkan fenomena diatas, maka penulis ingin menganalisa
hubungan citra tubuh dengan mekanisme koping pada pasien gagal ginjal
kronik yang menjalani terapi hemodialisis di Rumah Sakit Labuang Baji
Makassar.
8
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, maka rumusan masalah
yang dapat penulis buat adalah sebagai berikut: “Apakah ada hubungan
perubahan citra tubuh dengan mekanisme koping pada pasien gagal ginjal
kronik yang menjalani terapi hemodialisa di RSUD Labuang Baji Makassar”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Menganalisa hubungan perubahan citra tubuh dengan mekanisme
koping pada pasien gagal ginjal kronis yang menjalani terapi hemodialisa
di RSUD Labuang Baji Makassar.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi perubahan citra tubuh pada pasien gagal ginjal kronis
yang menjalan terapi hemodialisa di RSUD Labuang Baji Makassar
b. Untuk mengetahui jenis mekanisme koping yang biasanya digunakan
oleh pasien gagal ginjal kronis yang menjalani terapi hemodialisa di
RSUD Labuang Baji Makassar.
c. Untuk mengetahui hubungan perubahan citra tubuh dengan mekanisme
koping pada pasien gagal ginjal kronis yang menjalani terapi
hemodialisa di RSUD Labuang Baji Makassar.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Rumah Sakit
Khusus tenaga keperawatan diharapkan dapat membantu pasien
gagal ginjal kronis yang menjalani terapi hemodialisa untuk menggunakan
9
mekanisme koping yang konstruktif sehinga dapat menerima perubahan
citrah tubuh yang dialaminya.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat dijadikan informasi dan sumber penelitian bagi mahasiswa
Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Islam Negeri Makassar
3. Bagi Peneliti
Dapat menambah pengetahuan serta pengalaman dalam
penanganan pasien gagal ginjal kronis yang menjalani terapi hemodialisa
yang mengalami perubahan citra tubuh.
4. Bagi Masyarakat
Meningkatkan pemahaman tentang penyakit gagal ginjal kronis
yang menjalani terapi hemodialisa dan dapat menerima pasien atau mantan
penderita gagal ginjal kronis sehingga dapat meningkatkan kepercayaan
diri mereka di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat.
Ketersediaan
Tidak ada salinan data
Informasi Detil
Judul Seri |
untuk Baca FULL TEXT di perpustakaan FKIK UINAM
|
---|---|
No. Panggil |
Skripsi
|
Penerbit | Perpustakaan FKIK : ., 2012 |
Deskripsi Fisik |
-
|
Bahasa |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
-
|
Klasifikasi |
NONE
|
Tipe Isi |
-
|
Tipe Media |
-
|
Tipe Pembawa |
-
|
Edisi |
-
|
Subyek |
-
|
Info Detil Spesifik |
-
|
Pernyataan Tanggungjawab |
-
|
Versi lain/terkait
Tidak tersedia versi lain
Lampiran Berkas
Informasi
DETAIL CANTUMAN
Kembali ke sebelumnyaXML DetailCite this
Perpustakaan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Duis nec cursus mauris. Nullam vel nunc quis ipsum laoreet interdum. Maecenas aliquet nec velit in consequat.
Info selengkapnya