Detail Cantuman
Text
skripsi:PENGETAHUAN IBU HAMIL TERHADAP FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUALITAS DAN KUANTITAS ASI DI PUSKESMAS PONRE KEC. GANTARANG KABUPATEN BULUKUMBA HUDISTIRA 70300108035
ABSTRAK
Nama : Hudistira
Nim : 70300108035
Judul Skripsi : Pengetahuan Ibu Hamil Terhadap Faktor Yang
Mempengaruhi Kualitas Dan Kuantitas Asi Di
Puskesmas Ponre Kecamatan Gantarang
Kabupaten Bulukumba
Pemberian ASI merupakan proses yang alamiah dan sangat
menguntungkan bagi bayi, namun menciptakan pemberian ASI sejak hari pertama
tidak selalu mudah karena banyak wanita menghadapi masalah dalam
melakukannya. Oleh karena itu, ibu hamil perlu mengetahui faktor yang
mempengaruhi kualitas dan kuantitas ASI.
Jenis penelitian ini menggunakan desain deskriptif dengan metode
kuantitatif yang bertujuan untuk menggambarkan pengetahuan ibu hamil terhadap
faktor yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas ASI dipuskesmas ponre Kec.
Gantarang Kab. Bulukumba. Metode pengambilan sampel pada penelitian ini
adalah Porposive sampling dimana sampel pada penelitian ini adalah ibu hamil
yang memenuhi kriteria inklusi yaitu sebanyak 79 orang.
Hasil analisa data statistik menunjukkan bahwa pengetahuan ibu hamil
terhadap faktor yang mempengaruhi kualitas dengan presentase cukup sebesar
64,56 % atau sebanyak 51 responden, dan pengetahuan ibu hamil terhadap faktor
yang mempengaruhi kuantitas ASI dengan presentase cukup sebesar 68,35 % atau
sebanyak 54 responden. Dapat disimpulkan bahwa ibu hamil yang memeriksakan
kehamilannya di Puskesmas Ponre Kecamatan Gantarang Kabupaten Bulukumba
memiliki pengetahuan yang cukup terhadap faktor yang mempengaruhi kualitas
dan kuantitas ASI. Untuk penelitian selanjutnya, perlu diteliti hubungan
pengetahuan ibu hamil mengenai faktor yang mempengaruhi kuantitas dan
kuantitas ASI terhadap keberhasilan pemberian ASI eksklusif.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) adalah indeks yang
menunjukkan kualitas Indeks hidup manusia suatu negara. Indikatornya
adalah pendapatan, pendidikan dan kesehatan dimana indikator kesehatan
salah satunya adalah status gizi masyarakat (Ranperda, 2010). Maka
p emerintah sudah saatnya memberikan perhatian yang lebih besar pada upaya
perbaikan gizi dengan melakukan pembinaan kesehatan anak sejak dini
melalui kegiatan kesehatan ibu dan anak, untuk berkembang menjadi manusia
Indonesia yang tangguh dan berkualitas (siregar, 2004).
Peningkatan kualitas manusia harus dimulai sedini mungkin yaitu
sejak masih bayi. Salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam
peningkatan kualitas manusia adalah pemberian Air Susu Ibu (ASI).
Pemberian ASI semaksimal mungkin merupakan kegiatan penting dalam
pemeliharaan anak dan persiapan generasi penerus dimasa depan. Dukungan
politis dari pemerintah terhadap peningkatan penggunaan ASI termasuk ASI
eksklusif telah memadai, hal ini terbukti dengan telah direncanakannya
Gerakan Nasional Peningkatan Penggunaan Air Susu Ibu (GNPP-ASI)
(Siregar, 2004). ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan
komposisi yang seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan
bayi. ASI adalah makanan yang paling sempurna baik kualitas maupun
kuantitasnya (Rahayu atika, 2007). Susu yang mengandung semua zat gizi
yang dibutuhkan dengan jumlah kandungan yang tepat dan menyediakan
antibodi atau zat kekebalan untuk membantu melawan infeksi, juga
mengandung hormon dan berbagai faktor pemicu pertumbuhan lain. ASI juga
bersifat steril, gratis, dan selalu siap pada suhu yang tepat untuk disajikan
(Sara, 2004).
Pemberian ASI merupakan proses yang alamiah dan sangat
menguntungkan bagi bayi, namun menciptakan pemberian ASI sejak hari
pertama tidak selalu mudah karena banyak wanita menghadapi masalah
dalam melakukannya. Keadaan yang sering terjadi pada hari pertama
menyusui yaitu sulitnya ASI keluar. Hal ini membuat ibu berfikir bayi
mereka tidak akan mendapat cukup ASI sehingga ibu sering mengambil
langkah berhenti menyusui dan menggantinya dengan susu formula (Roesli,
2002). Selain itu berdasarkan studi kualitatif Fikawati dan Syafiq melaporkan
faktor predisposisi yang menyebabkan ibu tidak memberikan ASI eksklusif
pada bayinya disebabkan oleh kurangnya pengalaman dan pengetahuan ibu
tentang ASI seperti kepercayaan ibu terhadap ASI yang diberikan apakah
cukup untuk memenuhi kebutuhan bayi, budaya memberikan makanan
pralaktal, menghentikan pemberian ASI karena ibu yang sakit, ibu harus
bekerja, kesulitan bayi menghisap, pengaruh promosi pengganti ASI, faktor
social budaya, dan psikologi serta kesadaran akan pentingnya ASI (Fikawati
dan Syafik, 2010).
Bukti-bukti penurunan penggunaan air susu ibu di negara-negara
berkembang yang telah maju telah banyak dikemukakan, antara l ain di
Amerika, pada permulaan abad ke-20, kira-kira 71% bayi mendapat air susu
ibu sampai umur kurang lebih 6 bulan (soetjiningsih, 1997).
Di Indonesia, pedoman internasional yang menganjurkan pemberian
ASI eksklusif selama 6 bulan pertama didasarkan pada bukti ilmiah tentang
manfaat ASI bagi daya tahan hidup bayi, pertumbuhan, dan perkembangan,
berdasarkan survei yang dilakukan oleh Hellen Keller Internasional pada
tahun 2002 di Indonesia, diketahui bahwa rata -rata bayi Indonesia hanya
mendapatkan ASI eksklusif selama 1,7 bulan. Padahal kajian WHO yang
dituangkan dalam kepmen No. 450 tahun 2004 menganjurkan agar bayi diberi
ASI eksklusif selama 6 bulan (prasetyono, 2009).
Hasil penelitian Nutrition Health Surveilance System (NSS) yang
dilakukan oleh Departemen Kesehatan R.I pada Tahun 1999-2003
menunjukkan terjadi penurunan pemberian ASI Eksklusif di Provinsi
Sulawesi Selatan, baik didaerah pedesaan maupun wilayah perkotaan. Untuk
wilayah kota Makassar angka penggunaan ASI Eksklusif pada tahun 1999
dan tahun 2003 adalah pada bayi usia 0-1 bulan menurun dari 51% menjadi
41%, bayi usia 2-3 bulan menurun dari 45% menjadi 32% dan 21% menjadi
10%. Sedangkan untuk wilayah pedesaan angka penggunaan ASI pada
periode yang sama adalah pada bayi usia 0-1 bulan menurun dari 46%
menjadi 39%, bayi usia 2-3 bulan menurun dari 41% menjadi 30% dan 17%
menjadi 13%.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah baik itu pemerintah
pusat maupun pemerintah daerah untuk meningkatkan cakupan pemberian
ASI Eksklusif maupun ASI sampai 2 (dua) tahun, baik melalui kampanye -kampanye, sosialisasi, advokasi bahkan pelatihan-pelatihan bagi petugas
kesehatan, namun realisasi dan tingkat keberhasilan pemberian ASI masih
dibawah target yang disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan
kesadaran ibu tentang ASI (Raperda, 2010). Pernyataan ini didukung dengan
penelitian yang pernah dilakukan oleh Atika Rahayu (Kediri, 2007) tentang
“Karateristik Ibu Yang Memberikan ASI Eksklusif Terhadap Status Gizi
Bayi“ diperoleh kesimpulan bahwa pengetahuan ibu tentang ASI merupakan
salah satu karateristik ibu yang berhubungan dengan status gizi bayi. Selain
itu, penelitian yang pernah dilakukan oleh Diana Nur Afifah (Semarang,
2007) tentang “Faktor yang berperan dalam kegagalan pemberian ASI
Eksklusif” juga diperoleh kesimpulan bahwa kurangnya pengetahuan ibu
tentang ASI yang menyebabkan tidak munculnya motivasi yang kuat dari ibu
untuk memberikan ASI eksklusif pada bayinya merupakan salah satu faktor
yang berperan dalam kegagalan pemberian ASI eksklusif (Ra hayu, 2007;
Afifah, 2007). Maka dari itu, sangatlah penting pengetahuan ibu hamil
tentang ASI, seperti dalam hal produksi ASI dan kualitasnya.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peniliti di
Puskesmas Ponre Kec. Gantarang Kab. Bulukumba atas hasil wawancara
dengan salah satu petugas kesehatan yang berada di ruangan KIA (Kesehatan
Ibu dan Anak) didapatkan keterangan bahwa tidak pernah dilakukan
penelitian tentang pengetahuan ibu hamil terhadap faktor yang mempengaruhi
kualitas dan kuantitas ASI di puskesmas tersebut, selain itu dari hasil
wawancara interpersonal antara peniliti dan beberapa ibu hamil, di dapatkan
gambaran masih kurangnya pengetahuan ibu tentang bagaimana pemberian
ASI yang dapat menghasilkan kuantitas dan kualitas ASI yang baik, sehingga
mereka menggantikan ASI dengan susu formula. Diperoleh data awal dari
puskesmas Ponre Kec. Gantarang Kab. Bulukumba, terdapat sebanyak 98 ibu
hamil yang memeriksakan kehamilannya di Puskesmas tersebut. Agar ibu
berhasil dalam memberikan ASI secara eksklusif maka ibu menyusui perlu
mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas ASI,
agar mampu mempersiapkan diri dan mengatasi kendala yang dihadapi saat
memberikan ASI. Beberapa factor yang mempengaruhi kualitas ASI adalah
asupan nutrisi ibu , gaya hidup dan lingkungan dan adapun faktor yang
mempengaruhi kualitas ASI adalah ketentraman jiwa dan pikiran ibu,
penggunaan alat kontrasepsi, posisi menyusui yang baik, dan perawatan
payudara (Roesli, 2002).
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tentang “pengetahuan ibu hamil terhadap faktor yang
mempengaruhi kualitas dan kuantitas ASI” di wilayah kerja puskesmas ponre
Kec. Gantarang Kab. Bulukumba.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah maka yang menjadi
rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana Pengetahuan Ibu
Hamil terhadap Faktor yang Mempengaruhi Kualitas dan Kuantitas ASI ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui pengetahuan ibu hamil terhadap faktor yang mempengaruhi
kualitas dan kuantitas ASI di puskesmas Ponre Kec. Gantarang Kab.
Bulukumba.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui pengetahuan ibu hamil terhadap faktor yang
mempengaruhi kualitas ASI yang meliputi faktor nutrisi, dan obat-obatan pada masa menyusui.
b. Mengetahui pengetahuan ibu hamil terhadap faktor yang
mempengaruhi kuantitas ASI yang meliputi faktor isapan bayi,
ketentraman jiwa dan pikiran, penggunaan kontrasepsi, posisi
menyusui yang baik, dan perawatan payudara.
D. Manfaat Penelitian
1. Pendidikan Keperawatan
Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai tambahan informasi bagi tenaga
keperawatan khususnya dalam bidang keperawatan maternitas tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas ASI dan
menambah pengetahuan peserta didik tentang ruang lingkup ASI
mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas ASI.
2. Penelitian Keperawatan
Hasil penelitian dapat memberikan tambahan bagi peneliti yang ingin
melakukan penelitian dalam ruang lingkup yang sama seperti hubungan
pengetahuan ibu hamil mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
kualitas dan kuantitas ASI terhadap keberhasilan pemberian ASI
eksklusif. Disamping itu hasil penelitian juga merupakan salah satu syarat
peneliti dalam menyelesaikan studi keperawatan.
3. Ibu hamil
Sebagai informasi bagi ibu hamil dalam memecahkan masalah yang
berhubungan dengan kualitas dan kuantitas
Ketersediaan
Tidak ada salinan data
Informasi Detil
Judul Seri |
untuk Baca FULL TEXT di perpustakaan FKIK UINAM
|
---|---|
No. Panggil |
Skripsi
|
Penerbit | : Perpustakaan FKIK., 2012 |
Deskripsi Fisik |
-
|
Bahasa |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
-
|
Klasifikasi |
NONE
|
Tipe Isi |
-
|
Tipe Media |
-
|
Tipe Pembawa |
-
|
Edisi |
-
|
Subyek |
-
|
Info Detil Spesifik |
-
|
Pernyataan Tanggungjawab |
-
|
Versi lain/terkait
Tidak tersedia versi lain
Lampiran Berkas
Informasi
DETAIL CANTUMAN
Kembali ke sebelumnyaXML DetailCite this
Perpustakaan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Duis nec cursus mauris. Nullam vel nunc quis ipsum laoreet interdum. Maecenas aliquet nec velit in consequat.
Info selengkapnya