Detail Cantuman
Text
skripsi:GAMBARAN KOPING DAN STRES PADA MASA PENSIUN DI DESA MATA ALLO KECAMATAN BONTOMARANNU KABUPATEN GOWA DWI SETIANINGSIH 703 001 080 23
ABSTRAK
Nama Penyusun : Dwi Setianingsih
NIM : 70300108023
Judul Penelitian : Gambaran Koping dan Stres pada Masa Pensiun di
Desa Mata Allo Kecamatan Bontomarannu Kabupaten
Gowa 2012.
Pembimbing : Alfi Syahar Yakub dan Hasnah
Stres adalah reaksi tubuh terhadap situasi yang menimbulkan tekanan,
perubahan, ketegangan emosi. Seseorang yang telah pensiun dapat menimbulkan
stres, dimana tingkat stres dikategorikan menjadi normal, ringan, sedang, berat,
dan sangat berat. Koping adalah suatu tindakan merubah kognitif secara konstan
dan merupakan suatu usaha tingkah laku untuk mengatasi tuntutan internal atau
eksternal yang dinilai membebani atau melebihi sumber daya yang dimiliki
individu, yakni koping positif dan koping negatif.
Penelitian ini untuk mengetahui gambaran jenis koping dan gambaran
tingkat stres pada masa pensiun. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif.
Populasi pensiunan yang terdapat di Desa Mata Allo berjumlah 69 orang. Sampel
adalah pensiunan yang berada di Desa Mata Allo Kec. Bontomarannu Kab. Gowa
yakni sebanyak 48 responden. Metode pengambilan sampel menggunakan teknik
purposive sampling.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 32 responden
(66,7%) dalam keadaan normal sedangkan sisanya yakni sebanyak 16 responden
(33,3%) dalam keadaan stress ringan. Untuk hasil penelitian jenis koping,
sebanyak 36 responden (75,0%) memiliki pola koping positif dan 12 responden
(25,0%) memiliki pola koping negatif. Gambaran yang didapatkan berdasarkan
teori dan hasil penelitian bahwa setiap orang akan menggunakan koping yang
berbeda-beda dalam hal mengatasi masalah.
Dalam hal ini bila seseorang tersebut telah mempersiapkan masa pensiunnya
dengan baik maka mereka tidak akan mengalami stres dan untuk itu diperlukan
mekanisme koping yang positif sehingga terjadi penyesuaian diri terhadap pensiun
agar bisa menjalani masa pensiun dengan tenang dan bahagia.
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.................................................................................... i
LEMBAR KEASLIAN SKRIPSI .................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI............................................................. iii
KATA PENGANTAR..................................................................................... iv
ABSTRAK ...................................................................................................... vii
DAFTAR ISI.................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL............................................................................................ x
DAFTAR SKEMA........................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR....................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ............................................................................ 7
D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Tentang Stres ........................................................ 8
B. Tinjauan Umum Tentang Koping .................................................... 18
C. Tinjauan Umum Tentang Pensiun ................................................... 23
BAB III KERANGKA PENELITIAN
A. Kerangka Konsep ............................................................................ 31
B. Definisi Operasional ........................................................................ 31
BAB IV METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian ............................................................................ 33
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................... 33
C. Populasi dan Sampel ........................................................................ 33
D. Etika Penelitian ................................................................................ 35
E. Cara Pengumpulan Data................................................................ .. 36
ix
F. Analisis Data ................................................................................... 37
G. Instrumen Penelitian ........................................................................ 38
H. Pengolahan Data .............................................................................. 39
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ................................................................................ 41
B. Pembahasan .................................................................................... 49
BAB VI. PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................... 71
B. Saran ............................................................................................. 71
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam era modern seperti sekarang ini, pekerjaan merupakan salah satu
faktor penting yang bisa mendatangkan kepuasan (karena uang, jabatan dan
dapat memperkuat harga diri). Kartono (2003) mengemukakan bahwa, bekerja
itu disamping memberikan material dalam bentuk gaji, kekayaan dan macam-macam fasilitas material juga memberikan ganjaran sosial yang nonmaterial
yaitu status sosial dan prestise sosial. Maka rasa kebanggaan dan minat besar
terhadap pekerjaan dengan segala jabata n, pangkat, penghormatan, dan simbol-simbol menjadi insentif kuat bagi seseorang untuk mencintai pekerjaan.
Pensiun akan memutuskan seseorang dari aktivitas rutin yang telah
dilakukan selama bertahun-tahun, selain itu akan memutuskan rantai sosial
yang sudah terbina dengan rekan kerja, dan yang paling vital adalah
menghilangkan identitas seseorang yang sudah melekat begitu lama. Tidak
heran masa pensiun ini menimbulkan masalah psikologis baru bagi individu
yang menjalaninya, karena banyak dari mereka yang tidak siap menghadapi
masa ini. Ketidaksiapan menghadapi masa pensiun pada umumnya timbul
karena adanya kekhawatiran tidak dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan
tertentu. Perubahan yang diakibatkan oleh masa pensiun ini memerlukan masa
penyesuaian diri. Memasuki masa pensiun, seseorang akan kehilangan peran
2
sosialnya masyarakat, hubungan kolega, orang dekat, arah hidup dan kontak
sosial (Mickey Stanley, 2006).
Kondisi fisik manusia ada batasannya, semakin tua seseorang, maka
semakin menurun kondisi fisiknya, maka beriringan dengan hal tersebut
pekerjaanpun akan menurun. Pada waktunya seseorang akan diminta untuk
berhenti bekerja, yang awamnya dikenal dengan istilah pensiun. Pensiun
seringkali dianggap sebagai kenyataan yang tidak menyenangkan sehingga
menjelang masanya tiba sebagian orang telah merasa stres karena tidak tahu
kehidupan macam apa yang dihadapi. Di samping itu pensiun juga sering
mencetuskan perubahan pada citra diri begitu juga pada hubungan dengan
pasangan serta penggunaan waktu luang. Pasangan yang menikmati hubungan
yang menyenangkan ketika disebagian besar hari kerja mereka terpisah,
sekarang perlu menyesuaikan diri karena harus bersama dalam waktu yang
lebih lama. Akibatnya, hubungan yang bermasalah sekarang ini dapat menjadi
semakin sulit. Tidak memiliki pekerjaan yang produktif dan tidak ada jaringan
sosial di luar lingkungan kerja sering menambah pandangan yang negatif
setelah pensiun yang dapat menimbulkan stres pada seseorang yang
menghadapinya (Stockslager, 2007).
Stres adalah respon individu terhadap keadaan atau kejadian yang
memicu stres (stressor), yang mengancam dan mengganggu seseorang untuk
menanganinya. Sumber stres dibagi menjadi tiga yakni stres yang bersumber
dari diri sendiri, keluarga, lingkungan masyarakat (Hidayat, 2004). Dalam
pandangan Grant Brecht, sangat banyak hal yang dapat mendorong munculnya
3
stres. Boleh jadi semua persoalan hidup atau berbagai peristiwa yang terjadi
antara lain : perubahan yang drastis, tuntutan yang terlalu besar, rangsangan
yang tidak memadai, sikap orang lain yang tidak sesuai dengan harapan, situasi
dan keadaan seseorang, rasa takut dan khawatir yang berlebihan atau
kemampuan berkomunikasi yang minim ( Mustamir Pedak, 2009).
Agama tidak memandang stres (yang disebut sebagai ujian atau bala)
sebagai sesuatu yang negatif. Bahkan islam memandangnya sebagai sesuatu
yang diperlukan demi perkembangan manusia. Dengan stres inilah kita dinilai
apakah kita termasuk orang yang sabar atau tidak. Sabar adalah tanda
keimanan sehingga dapat dikatakan bahwa stres adalah semacam alat uji
tentang keimanan kita terhadap Allah SWT. Di saat kita stres kita dituntut
untuk senantiasa sabar. Kesabaran adalah sebuah pertanda seseorang itu
bertauhid (menuhankan Allah semata). Orang-orang yang bersabar adalah
hamba-hamba terpilih untuk memasuki kebahagiaan hakiki ( Mustamir Pedak,
2009).
Rasulullah juga bersabda, “ Semoga Allah menurunkan rahmat-Nya
kepada Musa yang lebih banyak mendapatkan cobaan daripada umat ini
namun dia bisa bersabar”. Saat lain Rasulullah bersabda, “Barang siapa yang
selalu melatih dirinya bersabar maka Allah akan membuatnya menjadi
penyabar” (Mustamir Pedak, 2009).
Terjemahnya :
126. dan tidaklah mereka (orang-orang munafik) memperhatikan bahwa
mereka diuji[667] sekali atau dua kali setiap tahun, dan mereka tidak (juga)
bertaubat dan tidak (pula) mengambil pelajaran?
4
[667] Yang dimaksud dengan ujian disini Ialah: musibah-musibah yang
menimpa mereka seperti terbukanya rahasia tipu daya mereka, pengkhianatan
mereka dan sifat mereka menyalahi janji.
Untuk mengatasi stres pada masa pensiun, maka mereka membutuhkan
mekanisme pertahanan diri yang disebut koping. Menurut Hidayat (2004),
koping adalah pemecahan masalah yang digunakan untuk mengelola stres atau
kejadian yang dialami oleh seseorang. Kemampuan koping dengan adapta si
terhadap stres merupakan faktor penentu yang penting dalam kesejahteraan
manusia. Individu dapat menanggulangi stres dengan menggunakan atau
mengambil sumber koping baik sosial, interpersonal dan intrapersonal.
Mekanisme koping berdasarkan penggolongannya dapat dibedakan menjadi
dua, yakni koping positif dan koping negatif.
Firman Allah SWT pada surat Al Nasyrah 6
Terjemahnya :
6. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
Surat tersebut mengandung makna semua jenis kesulitan pastilah hanya
satu rasa saja (yaitu sakit), sedangkan kemudahan itu akan dirasakan dua
macam (yaitu kegembiraan ketika terlepas dari kesulitan itu, dan kedua adanya
kegembiraan dalam hati). Dengan demikian kesulitan itu pastilah akan
dikalahkan oleh kemudahan. Maka berilah kegembiraan bagai orang-orang
yang dalam kesulitan, bahwa kemudahan itu pasti akan datang (Hisham
Thalbah, 2009).
Penelitian terkait yang mendukung penelitian ini adalah penelitian yang
dilakukan oleh Nurrahmawati pada tahun 2002 yang berjudul “ Faktor -Faktor
5
Yang Mempengaruhi Koping Lansia Terhadap Pensiun Di Sasana Tresna
Werdha Yayasan Karya Bakti Ria Pembangunan”. Hasil penelitian dengan
kesimpulan ada perbandingan yang bermakna pengaruh jenis kelamin terhadap
koping lansia dengan pensiun yaitu 80 persen lansia dengan jenis kelamin
perempuan memiliki koping yang adaptif dan 20 persen lansia dengan jenis
kelamin laki-laki memiliki koping yang mal adaptif.
Penolakan terhadap masa pensiun seringkali memicu masalah-masalah
tertentu. Hamidah (2004),dalam penelitiannya yang membahas tentang
“Pengembangan Model Persiapan Pensiun Untuk Meningkatkan Kesehatan
Lansia dan Menurunkan Stres Menghadapi Pensiun” mengungkapkan bahwa
dari 30 pensiunan yang diteliti, terdapat 46,6 persen peserta yang mengalami
stres dengan kategori tinggi. Kondisi seperti ini muncul ketika seseorang tidak
mampu menerima kondisi pensiun dengan baik, sehingga muncullah gangguan
psikologis dan ketidaksehatan mental seperti cemas, stres dan bahkan mungkin
depresi.
Berdasarkan survey awal yang dilakukan peneliti di Desa Mata Allo
Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa, peneliti mendapatkan jumlah
pensiunan sebanyak 69 dengan rincian 50 orang berjenis kelamin laki-laki dan
19 berjenis kelamin perempuan dengan perincian Dusun Berdikari I RW I
sebanyak 12 orang, Dusun Berdikari I RW II sebanyak 11 orang, Dusun
Berdikari I RW III sebanyak 10, Dusun Berdikari II RW I sebanyak 14, Dusun
Berdikari II RW II sebanyak 9, Dusun Berdikari II RW III sebanyak 13. Jenis
pensiunan terbanyak dari PNS.
6
Berdasarkan hasil wawancara peneliti pada 2 orang warga yang sudah
pensiunsalah satunya Tn S, memiliki pangkat terakhir Kopral Satu (Koptu)
mengatakan menerima bahwa dirinya sudah pensiun karena sudah tidak
memiliki tanggungan keluarga dan anak-anaknya sudah mapan. Sedangkan Tn
A mengatakan masih belum siap menerima pensiun karena masih mempunyai
tanggungan anak yang masih bersekolah.
Fenomena diatas menunjukkan bahwa sesungguhnya pensiun adalah
situasi yang merupakan stressor dan dianggap hal yang menakutkan . Zimbardo
(dalam Eliana, 2003) menyatakan bahwa, permasalahan yang paling buruk dari
pensiun adalah bisa mengakibatkan depresi dan bunuh diri. Pemaparan Sasono
(2009) menyebutkan bahwa seorang pensiunan Petro di Surabaya yang
mengalami depresi melakukan aksi gantung diri hingga tewas.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tentang gambaran koping terhadap stress pada masa
pensiun di Desa Mata Allo Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa tahun
2012.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas dapat diambil sebuah rumusan
masalah yakni, bagaimana gambaran koping terhadap stres pada masa pensiun
di Desa Mata Allo Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa?
7
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Menggambarkan koping terhadap stres pada masa pensiun di Desa Mata
Allo Kecamatan Bontomarannu Kabupaten Gowa.
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya gambaran jenis koping pada masa pensiun.
b. Diketahuinya gambaran tingkat stres pada masa pensiun.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Praktik Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan informasi tambahan
untuk dapat memberikan pemecahan masalah yang dihadapi oleh para
pensiunan, sehingga perawat dapat memberikan asuhan keperawatan yang
optimal.
2. Bagi Pendidikan Keperawatan
Diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan
dalam pengembangan kurikulum keperawatan.
3. Bagi Penelitian Keperawatan
Sebagai informasi dan data tambahan bagi penelitian keperawatan
selanjutnya yang ingin melakukan penelitian keperawatan yang terkait
dengan koping terhadap stres pada masa pensiun
Ketersediaan
Tidak ada salinan data
Informasi Detil
Judul Seri |
untuk Baca FULL TEXT di perpustakaan FKIK UINAM
|
---|---|
No. Panggil |
Skripsi
|
Penerbit | Perpustakaan FKIK : ., 2012 |
Deskripsi Fisik |
-
|
Bahasa |
Indonesia
|
ISBN/ISSN |
-
|
Klasifikasi |
NONE
|
Tipe Isi |
-
|
Tipe Media |
-
|
Tipe Pembawa |
-
|
Edisi |
-
|
Subyek |
-
|
Info Detil Spesifik |
-
|
Pernyataan Tanggungjawab |
-
|
Versi lain/terkait
Tidak tersedia versi lain
Informasi
DETAIL CANTUMAN
Kembali ke sebelumnyaXML DetailCite this
Perpustakaan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Duis nec cursus mauris. Nullam vel nunc quis ipsum laoreet interdum. Maecenas aliquet nec velit in consequat.
Info selengkapnya