Detail Cantuman

Image of skripsi:HUBUNGAN TOILET TRAINING DENGAN KONTROL 
ENURESIS (MENGOMPOL) PADA ANAK USIA 3-6 TAHUN 
DI DESA TARASU KECAMATAN KAJUARA 
KABUPATEN BONE

AYU SAFITRI YUSUF
70300108018

Text

skripsi:HUBUNGAN TOILET TRAINING DENGAN KONTROL ENURESIS (MENGOMPOL) PADA ANAK USIA 3-6 TAHUN DI DESA TARASU KECAMATAN KAJUARA KABUPATEN BONE AYU SAFITRI YUSUF 70300108018



ABSTRAK
NAMA PENYUSUN : AYU SAFITRI YUSUF
NIM : 70300108018
JUDUL PENELITIAN : HUBUNGAN TOILET TRAINING DENGAN
KONTROL ENURESIS (MENGOMPOL) PADA
ANAK USIA 3-6 TAHUN DI DESA TARASU
KECAMATAN KAJUARA KABUPATEN BONE
Enuresis merupakan istilah yang digunakan untuk anak dengan kebiasaan
mengompol atau pengeluaran urine tanpa sengaja atau tanpa terkendali setelah
usia dimana kontrol kandung kencing seharusnya telah mapan, biasanya pada usia
di atas 3 tahun. Namun pada kenyataannya, masih ada anak yang tidak dapat
mengontrol enuresisnya (mengompol) di usia >3 tahun. Banyak faktor yang
menyebabkan anak tidak dapat mengontrol enuresisnya diantaranya toilet
training. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan toilet training
dengan kontrol enuresis pada anak usia 3-6tahun di Desa Tarasu.
Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan pendekatan cross
sectional . Sampel yang dipilih sebanyak 55 responden yang merupakan ibu yang
memiliki anak usia 3-6 tahun di Desa Tarasu. Data diambil dengan menggunakan
kuesioner. Data dianalisis dengan menggunakan Regresi Logistik dengan tingkat
signifikan (α=0,05).
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya hubungan yang signifikan
antara Toilet training dengan kontrol enuresis pada anak usia 3-6 tahun yang
ditandai dengan nilai p ( 0.007) < nilai alpha (0,05). Dan hasil R Square di peroleh
sebesar 0,557 yang berarti bahwa Toilet Training mempengaruhi kemampuan
Kontrol Enuresis sebesar 55,7 % dan sisanya sebesar 44,3% di pengaruhi faktor
lain.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah toilet training
pada anak usia 3-6 tahun sebagian besar dengan kategori baik walaupun masih
ada 16 anak (29,1%) yang tidak dapat mengontrol enuresisnya. Toilet Training
yang baik dapat menghasilkan Kontrol Enuresis pada anak usia 3-6 tahun. Peneliti
mengharapkan agar orangtua mengajarkan anaknya toilet training dengan tekhnik
yang benar, sehingga diharapkan anak sudah dapat mengontrol enuresis pada
waktunya.
Kata Kunci : Enuresis, Toilet Training
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu masalah paling umum dan paling membingungkan yang
menjadi perhatian ahli pediatri adalah enuresis yaitu keluarnya urine tanpa
sengaja setelah usia dimana kontrol kandung kencing seharusnya telah mapan
(Kliegman,2000). Namun mengompol (enuresis) bukanlah merupakan
kesalahan anak. Beberapa orangtua masih berfikir bahwa mengompol berasal
dari kurangnya disiplin dan dapat disembuhkan dengan hukuman, hal tersebut
jauh dari kebenaran (Nugraha, 2012).
Sebagian besar orangtua cemas melihat buah hatinya masih buang air
kecil (BAK) atau buang air besar (BAB) sembarangan. Padahal usianya sudah
menginjak tahun kedua. Kecemasan ini bukan sebatas cemas melihat sprei
yang baru saja diganti, bukan pula lantaran lantai yang sudah bersih kembali
kotor karna ngompol atau tinja. Yang membuat khawatir adalah masalah
kebersihan rumah dari najis yang tidak terdeteksi. Padahal kebersihan hadas
(hadas kecil dan hadas besar) adalah prasyarat agar ibadah yang kita jalankan
seperti shalat misalnya diterima oleh Allah swt (Mommies, 2005).
Sebagaimana kita ketahui air kemih pada anak yang berumur 3-15
tahun telah termasuk dari bagian najis, salah satu faktornya adalah anak
tersebut telah makan nasi, Sebagaimana Sabda Nabi SAW yang menjelaskan
bahwa anak umur 3-5 tahun termasuk bagian dari najis dan harus di
bersihkan (Shalih bin Fauzan, 2011).
2
Salah satu hadist diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslims yang
menjelaskan akan hal tersebut adalah sebagai berikut:
ِ شَ نَ
أ ْ نَ ع ُ ه
َ
ز
َ
ج َزَ ف ِ د
ِ جْ ض
َ
م
ْ
لا ِ ةَ فِ ئا
َ ط يِ ف َ لاَ بَ ف
ٌّ
ي
ِ
با
َ
زْ ع
َ
أ
َ
ءا
َ
ج : َ لاَ ق ُ و
ْ نَ ع ُ ه اللَّ
َ
ي ِ ض َ
ر ٍ كِ لا
َ
م
ِ
نْب
َ
ص ُّ
ي
ِ
به نلا
َ
ز
َ
م
َ
أ ُ و
َ
ل ْ ٌَ ب ى َ ضَ ق ا ه م
َ
ل َ ف
َ
م
ه
ل
َ ص
َ
ً ِ وْي
َ
ل
َ ع ُ ه اللَّ ىه
ل
َ
ص ُّ
ي
ِ
به نلا
ْ
مُ ىا
َ
يَ نَ ف ُ ساه نلا م
ه
ل
َ ص
َ
ً ِ وْي
َ
ل
َ ع ُ ه اللَّ ىه
ل
ِ وْي
َ
ل
َ ع ٌ قَ ف ه ت ُ م ِ وْي
َ
ل
َ ع َ قي ِ
زْ ى
ُ
أَ ف ؛ ٍ ءا
َ
م ْ ن ِ م ٍ بٌُ ن َ
ذ
ِ
ب
Artinya:
Dari Anas bin Malik –radiyallahu „anhu-, dia berkata, “Pernah datang
seorang arab Badui, lalu dia kencing di pojok masjid, kemudian orang-orang menghardiknya, dan Rasulullah menahan hardikan mereka.
Ketika dia telah menyelesaikan kencingnya, maka Nabi –shallallahu
„alaihi wa sallam- pun memerintahkan (untuk mengambil) seember air,
lalu beliau siramkan ke tempat itu” (Muttafaqun „Alaihi).
Salah satu penjelasan akan hadist diatas, adalah Air kencing (manusia)
itu najis, dan wajib mensucikan tempat yang mengenainya baik itu badan,
pakaian, wadah, tanah, atau selainnya. Toleransinya akhlak Nabi –shallallahu
a‟laihi wa sallam-. Beliau memberi petunjuk kepada orang arab Badui
tersebut dengan lemah lembut setelah dia selesai kencing, yang membuat dia
mengkhususkan doanya untuk nabi, dia berkata, “Ya Allah, rahmatilah aku
dan Muhammad, dan janganlah engkau rahmati seorangpun yang ada
bersama kami”,sebagaimana yang terdapat dalam kitab Shahih Al Bukhori,
dengan melihat melalui pendekatan konteks yang menunjukkan bahwa Nabi
besifat lemah lembut terhadap orang badui yang ngompol do mesjid, dan
menyuruh sahabatnya membersihkannya, erat konteksnya dengan anak yang
buang air kecil sembarang (Shalih bin Fauzan, 2011).
3
Lebih dari 50 juta anak-anak di seluruh dunia berusia 5–15 tahun masih
mengompol. Satu dari empat anak tetap mengompol saat usia mereka 3,5
tahun. Sedangkan pada usia 5 tahun, satu dari lima anak masih ngompol di
tempat tidur dan pada usia 6 tahun turun menjadi satu dari 10 anak. Biasanya
enuresis akan berhenti ketika anak mencapai usia pubertas. Anak laki-laki
lebih banyak yang mengompol dibanding anak perempuan. “Ini merupakan
masalah tersembunyi masa kanak-kanak karena orang cenderung untuk tidak
berbicara tentang hal itu di luar rumah (Kania, 2010).
Salah satu stimulasi yang penting dilakukan orangtua adalah stimulasi
terhadap kemandirian anak dalam melakukan BAB (buang air besar) dan
BAK (buang air kecil) (Asti, 2008). Mendidik anak dalam melakukan BAB
dan BAK akan efektif apabila dilakukan sejak dini. Kebiasaan baik dalam
melakukan BAK dan BAB yang dilakukan sejak dini akan dibawa sampai
dewasa. Salah satu cara yang dapat dilakukan orangtua dalam mengajarkan
BAB dan BAK pada anak adalah melalui toilet training (Hidayat, 2005).
Toilet trainingadalah latihan berkemih dan defekasi dalam
perkembangan anak usia toddler pada tahapan usia 1 tahun sampai 3 tahun.
Dan toilet trainingbermanfaat pada anak sebab anak dapat mengetahui dan
mengenal bagian-bagian tubuh serta fungsinya (anatomi) tubuhnya. Dalam
proses toilet trainingterjadi pergantian impuls atau rangsangan dan instink
anak dalam melakukan buang air kecil dan buang air besar (Supartini, 2004).
Namun, setiap anak berbeda. Beberapa anak sudah memiliki perkembangan
fisik, mental dan emosional yang diperlukan sejak usia 18 bulan. Sementara
4
yang lainnya belum tentu siap sampai mereka berusia 3 sampai 4 tahun.
Beberapa anak dapat melakukannya dalam waktu berbulan-bulan (Jane,
2003).
Penelitian tentang Pengaruh Toilet Trainingterhadap Kejadian ISK
berulang pada anak perempuan usia 1 –5 tahun. Dan berdasarkan akhir
penelitian didapatkan bahwa pengetahuan, sikap dan praktik toilet training
secara signifikan meningkat dibanding kelompok kontrol. Berulangnya ISK
pada kelompok kontrol cenderung berkurang dan menemukan bahwa E.coli
adalah penyebab utama ISK awal dan berulang. Ada perbedaan bermakna
antara kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Kesimpulan dalam
penelitian ini Toilet Trainingdapat mengurangi kejadian ISK pada anak
perempuan usia 1-5 tahun (Hasibuan, 2006).
Ramadhan (2008) melakukan penelitian tentang Faktor-faktor yang
mempengaruhi keberhasilan toilet trainingpada anak usia 1 –3 tahun. Dan
berdasarkan analisis multivariat faktor-faktor yang paling dominan
mempengaruhi keberhasilan toilet trainingadalah kesiapan anak, pola asuh,
dan pemakaian diappers. Kemudian dari hasil analisa regresi logistik untuk
melihat faktor mana yang paling berhubungan dan ternyata variabel yang
paling berhubungan dengan keberhasilan toilet training adalah pola asuh
dengan nilai p = 0,042.
Latihan toilet trainingmembutuhkan proses yang tidak sebentar, bisa 2
sampai 3 bulan. Diantara latihan ini insiden pasti akan terjadi, seperti masih
mengompol disaat bermain, disaat tidur atau tidak dapat menahan keinginan
5
buang air besar. Inilah yang biasa menghambat proses latihan karena
kemudian orangtua tidak sanggup menghadapi inisiden ini. Bisa juga toilet
trainingtidak diberikan karena kesibukan orangtua yang keduanya bekerja.
Mereka terlalu lelah untuk melatih anak batitanya dan lebih memilih
menggunakan diapers (Muftahah, 2007).
Kebiasaan mengompol pada anak usia di bawah usia 2 tahun masih
dianggap sebagai hal yang wajar. Anak mengompol di bawah usia 2 tahun
disebabkan karena anak belum mampu mengontrol kandung kemih secara
sempurna. Tidak jarang kebiasaan mengompol masih terbawa sampai usia 4-5
tahun. Kasus yang ditemukan di Indonesia anak usia 6 tahun yang masih
mengompol sekitar 12 % (Asti, 2008).
Dari hasil pengambilan data awal di desa Tarasu, kecamatan Kajuara,
kabupaten Bone di dapatkan jumlah anak-anak dengan usia 3-6 tahun yakni
sebanyak 57 orang. Dan berdasarkan informasi dari warga ternyata masih ada
anak yang diatas umur 3 tahun masih mengompol padahal seharusnya umur
diatas 3 tahun sudah bisa mengontrol enuresisnya.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas dan mengingat pentingnya
toilet trainingbagi anak, maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang
“Hubungan Toilet Trainingdengan Kontrol Enuresis (mengompol) pada anak
Usia 3-6 Tahun di Desa Tarasu, Kecamatan Kajuara, Kabupaten Bone”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang di atas, bahwa anak seharusnya
telah mampu mengontrol berkemihnya pada usia 3 tahun. Tetapi pada
6
kenyataanya masih ditemukan anak ngompol diatas usia tersebut. Kebiasaan
ngompol pada usia diatas 3 tahun disebabkan karena beberapa faktor, dan
salah satu faktor yang mempengaruhi adalah toilet trainingyang adekuat.
Sehingga peneliti merumuskan masalah dengan pertanyaan penelitian
“Apakah ada hubungan toilet training dengan kontrol enuresis (mengompol)
pada anak usia 3-6 tahun di desa Tarasu, Kecamatan Kajuara, Kabupaten
Bone”.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan umum :
Menganalisis hubungan toilet trainingdengan kontrol enuresis
(mengompol) pada anak usia 3-6 tahun.
Tujuan khusus :
1. Untuk Memperoleh gambaran tentangtoilet trainingpada anak usia 1-3
tahun.
2. Untuk Memperoleh gambaran tentang kontrol enuresis (mengompol)
pada anak usia 3-6 tahun.
3. Untuk Mengetahui hubungan toilet trainingdengan kontrol enuresis
(mengompol) pada anak usia 3-6 tahun.
7
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa manfaat yaitu :
1. Bagi ilmu keperawatan
Memberikan masukan dalam ilmu keperawatan khususnya keperawatan
anak, terutama mengenai kebiasaan ngompol pada anak usia 3-6 tahun
(prasekolah).
2. Bagi masyarakat
Dapat membuka wawasan dan pengetahuan masyarakat terutama pada
orangtua akan pentingnya memberikan toilet training pada anaknya sejak
dini yakni umur 1-3 tahun, jika anaknya sudah memperlihatkan tanda-tanda siap diajarkan toilet training.
3. Bagi peneliti
Menambah pengetahuan sebagai peneliti pemula dalam hal
melaksanakan riset dan menambah pengetahuan serta sebagai dasar yang
nyata dalam menerapkan toilet trainingyang tepat pada anak supaya
tidak terjadi hal yang menyimpang seperti kebiasaan mengompol pada
usia yang seharusnya sudah bisa mengontrol enuresisnya.
4. Bagi Penelitian
Sebagai acuan bagi peneliti lain yang berminat dalam masalah enuresis
pada usia anak yang seharusnya sudah dapat mengontrol enuresisnya.



Ketersediaan

Tidak ada salinan data


Informasi Detil

Judul Seri
untuk BacaFULL TEXT di perpustakaan FKIK UINAM
No. Panggil
Skripsi
Penerbit Perpustakaan FKIK : .,
Deskripsi Fisik
-
Bahasa
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Klasifikasi
NONE
Tipe Isi
-
Tipe Media
-
Tipe Pembawa
-
Edisi
-
Subyek
-
Info Detil Spesifik
-
Pernyataan Tanggungjawab

Versi lain/terkait

Tidak tersedia versi lain


Lampiran Berkas


Informasi


DETAIL CANTUMAN


Kembali ke sebelumnyaXML DetailCite this


Perpustakaan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan


Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit. Duis nec cursus mauris. Nullam vel nunc quis ipsum laoreet interdum. Maecenas aliquet nec velit in consequat.
Info selengkapnya